SMA 8 Samarinda: ABK Bisa Masuk Sekolah dengan Syarat

Fajri
By
10 Views
Gedung SMA 8 Samarinda. (Muhammad Zulkifli/Akurasi.id)

Pertimbangan utama SMA 8 Samarinda dalam penerimaan ABK adalah sejauh mana tingkat keparahan kebutuhan khusus mereka dan kemampuan sekolah dalam memberikan pendidikan yang optimal.

Kaltim.akurasi.id, Samarinda – Dalam beberapa tahun terakhir, beberapa sekolah di Kaltim telah diakui sebagai pelopor dalam menerapkan pendidikan inklusif. Program ini tidak hanya menjadi solusi bagi siswa berkebutuhan khusus, tetapi juga menunjukkan pentingnya integrasi dan kerjasama di dalam lingkungan belajar.

Salah satu sekolah yang menerapkan pendidikan inklusif di Kaltim, yakni SMA Negeri 8 Samarinda. Kepala Sekolah SMA 8 Samarinda, Nurhayati, mengungkapkan bahwa sekolahnya memiliki kriteria khusus dalam menerima Anak Berkebutuhan Khusus (ABK). Menurutnya, faktor penentu utama adalah ketersediaan tenaga pendidik yang mampu memberikan dukungan yang sesuai dengan kebutuhan khusus anak tersebut.

Ia menjelaskan, pertimbangan utama dalam penerimaan ABK adalah sejauh mana tingkat keparahan kebutuhan khusus mereka dan kemampuan sekolah dalam memberikan pendidikan yang optimal.

“Kami harus melihat sejauh mana tingkat keparahannya dan disesuaikan dengan tenaga pengajar yang bisa mengatasi ABK tersebut. Kalau tidak ada, kami tidak bisa memaksakan untuk menerima, takutnya nanti memperparah,” kata Nurhayati.

Meskipun saat ini SMAN 8 Samarinda belum memiliki tenaga pendidik khusus untuk ABK, sekolah tetap membuka pintu untuk beberapa ABK dengan kriteria tertentu.

“Kami memberikan pelatihan kepada guru Bimbingan Konseling (BK) agar dapat memberikan pendampingan yang optimal. Saat ini, ada 8 anak ABK di sekolah kami, dengan satu di kelas 12, empat di kelas 11, dan tiga di kelas 10,” sambungnya.

Sementara itu, Pengawas Pendidikan Khusus Disdikbud Kaltim, Sapi’i menuturkan, terdapat dua sekolah negeri yang ditunjuk oleh Disdikbud untuk melaksanakan program inklusif di Samarinda, yaitu SMAN 8 Samarinda dan SMKN 3 Samarinda.

“SMAN 8 Samarinda sudah lama menjalankan program inklusif ini, yang tentunya disesuaikan dengan fasilitas yang ada di sekolah masing-masing,” ungkap Sapi’i.

Sebagai informasi, Pendidikan inklusif sendiri merupakan pengembangan dari pendidikan terpadu, di mana siswa yang memiliki kebutuhan khusus dapat belajar bersama siswa reguler dalam satu ruang. Proses ini diupayakan dengan memperhatikan keragaman potensi dan kebutuhan Peserta Didik Berkebutuhan Khusus (PDBK) di kelas tersebut. (adv/disdikbudkaltim/zul)

Penulis: Muhammad Zulkifli
Editor: Redaksi Akurasi.id

Share This Article
Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *