SMA 8 Samarinda: Penerapam Kurikulum Merdeka Butuh Penyesuaian dari K13

Fajri
By
7 Views
Kepala SMA 8 Samarinda, Nurhayati ketika diwawancarai oleh media ini. (Muhammad Zulkifli/Akurasi.id)

Terdapat kesamaan antara Kurikulum Merdeka dan K13, terutama dalam fokus pada peserta didik dan keaktifan siswa. Namun, ada penekanan tambahan pada penyesuaian agar proses belajar-mengajar menjadi lebih menyenangkan bagi siswa.

Kaltim.akurasi.id, Samarinda – SMAN 8 Samarinda menjadi salah satu sekolah pionir dalam menerapkan kurikulum Merdeka di Kaltim. Meskipun sebagai pelopor, secara umum, mereka melihat kurikulum ini bukanlah perubahan besar dari Kurikulum 13 (K13), melainkan lebih sebagai pengembangan dan penyempurnaan dari sebelumnya.

Menurut Kepala Sekolah SMA 8 Samarinda, Nurhayati, terdapat kesamaan antara kurikulum Merdeka dan K13, terutama dalam fokus pada peserta didik dan keaktifan siswa. “Namun, ada penekanan tambahan pada penyesuaian agar proses belajar-mengajar menjadi lebih menyenangkan bagi siswa,” ungkap Nurhayati belum lama ini.

Nurhayati menjelaskan, jika sebelumnya pada kelas 10 siswa memilih jurusan IPA atau IPS, sekarang pada kelas 10 mereka belajar hal-hal umum seperti di SMP. Baru pada kelas 11, mereka akan dihadapkan pada mata pelajaran wajib dan pilihan.

“Pembagian akan terjadi pada dua kelompok, yakni, mata pelajaran umum dan pilihan,” jelas Nurhayati.

Sekolah akan menyediakan minimal 7 mata pelajaran pilihan yang dapat dipilih siswa. Namun, ini akan disesuaikan dengan jumlah guru yang tersedia. Jika tidak ada guru yang memenuhi syarat, mata pelajaran tersebut tidak akan ditawarkan.

“Kembali lagi, fleksibilitas adalah inti dari kurikulum Merdeka,” tambahnya.

Nurhayati mengungkapkan beberapa kendala yang dihadapi, seperti banyaknya siswa yang memilih mata pelajaran dengan guru yang terbatas, sehingga mereka harus membuat lebih banyak kelas. Hal ini harus disesuaikan dengan ketersediaan guru di sekolah.

Sehingga, ini memerlukan penyesuaian dengan kondisi guru, fasilitas sekolah, dan minat siswa. Hal ini dilakukan karena SMAN 8 tidak menerapkan moving class.

“Kami menawarkan 9 mata pelajaran, tapi hanya memiliki 6 kelas. Ini menjadi kendala, karena untuk moving class, kami seharusnya memiliki 9 kelas. Namun, karena keterbatasan kapasitas sekolah, kami tidak dapat melakukannya,” tuturnya. (adv/disdikbudkaltim/zul).

Penulis: Muhammad Zulkifli
Editor: Redaksi Akurasi.id

Share This Article
Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *