Erosi Sungai Akibat Proyek Air Baku, Rumah Warga RT 26 Masdarling Terancam Longsor

Fajri
By
21 Views
Foto : Longsor, yang jaraknya sangat dekat depan rumah Econ warga RT 26, Kampung Masdarling, Kelurahan Gunung Telihan. (Dwi Kurniawan Nugroho/Akurasi.id).

Rumah warga di RT 26 Kampung Masdarling, Bontang, terancam longsor akibat dampak pengalihan aliran sungai dari proyek air baku senilai Rp12 miliar. Erosi tanah kian meluas hingga mendekati permukiman.

Kaltim.akurasi.id, Bontang – Dampak pengalihan jalur aliran sungai di RT 26, Kampung Masdarling, Kelurahan Gunung Telihan, Bontang, semakin mengkhawatirkan. Debit air yang terus mengikis dinding tanah sungai membuat belasan rumah warga berada dalam kondisi rawan longsor.

Berdasarkan pantauan Akurasi.id di lapangan, setidaknya terdapat 10 rumah yang posisinya berada dekat aliran sungai dan rentan terdampak longsor. Salah satu di antaranya adalah rumah milik Econ, warga RT 26. Jarak longsor dengan akses pintu masuk rumahnya kini hanya tersisa sekitar tiga hingga empat langkah kaki orang dewasa.

“Takutnya makin lebar. Lihat saja, sebagian jalan sudah hilang setengah. Kalau terus begini bisa kena ke rumah saya,” ujar Econ, Kamis (15/05/2025).

Econ menceritakan, sebelumnya aliran air di lokasi tersebut hanyalah sebuah parit kecil yang digunakan untuk pengairan lahan sawit. Namun, sejak Juni 2024, parit tersebut diubah menjadi jalur pengalihan aliran sungai dalam rangka proyek Penyediaan Air Baku Kota Bontang.

“Waktu itu saya sedang ke Jawa, sekitar bulan Juni 2024. Pas pulang Agustus, parit itu sudah berubah jadi jalur air sungai,” tuturnya.

Seiring waktu, aliran sungai yang semakin deras membuat dinding tanah terkikis. Meski sempat dilakukan penimbunan menggunakan material tanah dari sekitar bukit, hal tersebut tidak efektif menahan laju erosi.

“Tahun ini sudah pernah ditimbun, tapi tetap saja tanahnya turun lagi,” keluhnya.

Econ berharap pemerintah dan pihak terkait segera mencari solusi. Ia menyayangkan tidak adanya kajian dampak lingkungan sebelum pengalihan aliran sungai dilakukan, mengingat lokasi proyek sangat dekat dengan permukiman.

“Sudah empat tahun saya tinggal di sini. Rumah ini saya bangun bertahap dari hasil kerja sebagai tukang bangunan. Sayang sekali kalau sampai kena longsor,” ucapnya lirih.

Sebagai informasi, proyek Penyediaan Air Baku Kota Bontang dikerjakan menggunakan dana APBD Provinsi Kalimantan Timur tahun 2024. Pekerjaan dimulai sejak 19 Juni 2024 dengan masa pengerjaan selama 180 hari kalender. Nilai anggaran proyek ini mencapai Rp12 miliar dan dikerjakan oleh PT Bumi Lansinrang, dengan konsultan pelaksana dari CV Rizky Utama Teknik. (*)

Penulis: Dwi Kurniawan Nugroho
Editor: Redaksi Akurasi.id

Share This Article
Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *