Amir Tosina Desak Dishub Selesaikan Masalah Antrean Solar, Banyak Dikeluhkan Warga Sekitar SPBU

Devi Nila Sari
11 Views
Amir Tosina meminta Dishub segera menyelesaikan masalah antrian solar. (istimewa)

Masalah antrean solar kerap dikeluhkan warga sekitar SPBU. Anggota DPRD dorong Dishub selesaikan masalah antrean solar ini.

Kaltim.akurasi.id, Bontang – Masyarakat kerap terganggu dengan antrean panjang solar yang sering terjadi di sepanjang SPBU Bontang. Masyarakat pun banyak yang mengeluhkan kondisi ini, utamanya yang tinggal di pinggiran jalan sekitar SPBU.

Keluhan warga tersebut wajar, pasalnya kendaraan yang mengantri tersebut parkir hingga ke badan jalan, akibatnya arus lalu lintas ikut terganggu.

Ragam keluhan warga itu disikapi legislatif Bontang. Melalui Ketua Komisi lll DPRD Bontang, Amir Tosina mempertanyakan keluhan warga tersebut ke Dinas Perhubungan (Dishub). Sesuai dengan tugas dan fungsinya, Dishub berperan penting dalam mengatasi persoalan ini.

Komisi III meminta agar Dishub segera melakukan upaya dan penanganan serius soal kendaraan yang mengantri di SPBU Kota Bontang.

Dalam rapat bersama Dishub tersebut terkuak, bahwa persoalan ini sudah dibahas dengan pihak kepolisian. Namun belum ada perubahan berarti.

“Sampai sekarang masih banyak parkir kendaraan yang cukup panjang di semua SPBU. Belum teratasi meski sudah kita rapatkan sebelumnya dengan kepolisian,” ujar Amir Tosina dalam rapat di Sekretariat DPRD Bontang, Senin (22/8/2022).

Amir kembali berharap dalam rapat ini, Dishub bisa segera menyelesaikan dan mengatasi keluhan masyarakat yang memiliki toko di sekitar SPBU yang merasa terganggu dengan adanya parkir kendaraan yang mengantri di SPBU.

“Kami minta tolong keluhan masyarakat ini lebih diperhatikan, agar arus lalu lintas tidak menggangu warga,” pintanya.

Ke Depan Pelayanan Solar Jam 7 Pagi

Pihak Dishub diwakili Kasi Sarana dan Prasarana Dishub Bontang, Welly Sakius menuturkan, dalam meminimalisir antrean panjang kendaraan di SPBU, pihaknya telah menerapkan pembelian BBM menggunakan sistem fuel card. Hal ini dinilai dapat mengurai kemacetan. Sistem fuel card ini dilakukan dengan membatasi jumlah pembelian BBM dalam sehari.

“Antrian sudah tidak panjang seperti sebelumnya. Ini sudah ada sedikit perubahan dalam arti sudah tidak seperti dulu lagi. Dulu, rumah atau toko di samping SPBU selalu tertutup dengan kendaran besar,” tutur Welly.

Welly juga menjelaskan, menurut data jumlah kendaraan yang telah melakukan pembelian menggunakan fuel card sudah mencapai 800 kendaraan. Jumlah tersebut terhitung dan berlaku sejak Juli – Agustus 2022. Namun, masih ada satu SPBU yang belum menerapkan sistem fuel card, yaitu di SPBU Kilometer 8, Poros Bontang Samarinda.

“Kami berikan toleransi hingga tahun 2023, akan tetapi pengurusan fuel card kita targetkan di akhir Agustus ini, kami minta harus sudah menerapkan fuel card,” bebernya.

Hal lain yang diungkapkan Dishub yakni  menyarankan agar jam operasional pelayanan pembelian BBM bagi kendaraan truk dan roda besar lainnya, dibuka pukul 07.00 WITA.

“Selama ini SPBU membuka fuel card jam 02.00 WITA secara serentak. Ke depan untuk mengurangi kemacetan, kita sarankan SPBU melayani pada jam 7 pas SPBU buka. Jadi mereka bisa langsung antri, untuk mengurangi kemacetan di jam 2 itu tadi,” sarannya.

Ia pun menargetkan usulan tersebut bisa direalisasikan pada akhir Agustus 2022 mendatang.

“Kita akan koordinasi dengan badan perekonomian, SPBU, dan Pertamina agar pembelian dengan menggunakan fuel card tidak diberlakukan di jam 02.00 WITA lagi,” tandasnya. (*)

Penulis: Rizky Jaya
Editor: Yusva Alam

Share This Article
Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *