Akurasi.id, Bontang – Permasalahan stunting pada anak masih kerap terjadi. Untuk itu, guna menekan angka stunting, Puskesmas Bontang Utara melibatkan masyarakat menjadi kader Posyandu di empat kelurahan.
Dari 34 Posyandu yang tersebar di Kelurahan Api-api, Bontang Baru, Gunung Elai dan Bontang Kuala, saat ini sudah terdapat 225 kader yang terlibat secara sukarela.
Kepala Puskesmas Bontang Utara dr I Wayan Santika mengatakan mereka berperan penting untuk melakukan edukasi hingga proses pemberian gizi untuk balita.
“Karena menekan angka stunting ini memang jadi peran bersama,” jelasnya saat ditemui di Puskesmas Bontang Utara Kamis (2/2/2023).
Kata dia, program Gerakan Home Care Stunting (Ghosting) dari Puskesmas Bontang Utara yang sudah digarap sejak 2022 lalu, masih terus digalakkan. Ghosting bertujuan untuk menekan angka stunting sejak dini, bahkan sejak pasangan suami istri belum memiliki anak.
Melalui program ini, pihak puskesmas melakukan pendataan sekaligus validasi ke rumah-rumah. Tujuannya memetakan potensi Stunting dari organisasi terkecil. Dia bilang, jika stunting sedini mungkin bisa terdeteksi, maka bisa diantisipasi.
Bisa dibantu dengan nutrisi dengan baik, serta pemberian asupan yang sesuai untuk mencegah Stunting. “Melalui data itu, kita bisa tindak lanjuti penekanan Stunting. Misalnya pemberian gizi yang tepat atau edukasi ke masyarakat,” jelasnya.
Pihaknya mendata, per Desember 2022 jumlah stunting sebanyak 294 anak. Tersebar di Kecamatan Bontang Utara. Kelurahan Api-api menduduki daerah yang tertinggi, yaitu mencapai 99 balita terhitung dari umur 0-59 bulan. Disusul, Bontang Baru 82 anak, Gunung Elai 62 anak. Dan Bontang Kuala 52 anak.
Meski demikian, untuk program Ghosting ini masih menemui kendala yang berarti. Seperti ketersediaan anggaran operasional dan proses pemberian gizi. “Makanya kami sebenarnya butuh bekerja sama dengan stakeholder. Misalnya memanfaatkan CSR atau bantuan lainnya,” ujarnya. (*)
Penulis: Fajri Sunaryo
Editor: Redaksi Akurasi.id