Aksi Paskibraka di Kalimantan Timur (Kaltim) selalu menjadi pusat perhatian di setiap upacara peringatan Hari Kemerdekaan RI. Sebab, menjadi anggota Paskibraka dianggap sebuah prestasi yang bergengsi, sekaligus membanggakan bagi para pelajar.
Kaltim.akurasi.id, Samarinda – Tim Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) Kalimantan Timur sukses menjalankan tugas bersejarah mereka dalam mengibarkan bendera Merah Putih di GOR Kadrie Oening, pada Peringatan Detik-Detik Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia.
Upacara yang berlangsung pada Kamis, 17 Agustus 2023, menjadi momen yang penuh kebanggaan dan semangat bagi anggota tim. Ketiga pengibar bendera itu pun menceritakan kesan dan pengalamannya sebelum dan saat upacara itu berlangsung.
Sebagai penggerek bendera, Alexander Austin, perwakilan dari SMK Muhammadiyah 1 Sangatta Utara, mengaku sangat gembira dan bangga dapat berpartisipasi dalam upacara tersebut.
“Kesan saya saat diklat kemarin adalah saya bahagia karena suka dan duka saya lalui ersama teman-teman. Dan saya sangat bangga bisa mengibarkan bendera merah putih bersama dua teman saya lainnya,” ungkapnya ketika ditemui di Kantor Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Kaltim, Kamis (17/8/2023).
Terpilihnya ia sebagai Paskibraka Kaltim bukanlah sesuatu yang mudah. Ia harus melewati beberapa tahapan. Alexander Austin terpilih setelah melalui seleksi ketat di tingkat Kabupaten/Kota mengalahkan teman seperjuangannya yang lain.
Selanjutnya, ada Sulung Irsyadil. Pemuda yang berasal SMA Vidrata Bontang ini bertugas sebagai pengibar bendera. Ia mengaku sempat deg-degan saat mengibarkan Sang Saka Merah Putih. Namun ia pun bersyukur sudah sukses mengibarkan bendera tanpa hambatan.
Sebelum masuk ke dalam tim, dirinya sempat kepikiran terkait persiapan dan adaptasi dalam menghadapi tentang karantina yang keras. Namun, setelah ia alami sendiri, ternyata itu tidaklah sepenuhnya benar.
“Buat paskibra selanjutnya jangan berfikir kayak gitu. Dalam fikiran kita sebelumnya mungkin enggak enak. Tapi setelah dilakukan kita bisa pengen lagi,” ujarnya.
Ia pun membeber persiapannya agar berhasil lolos selesksi. Sebelumnya, ia terlebih dulu melakukan persiapan fisik. Pasalnya, untuk menjadi seorang paskibraka harus lulus sebuah tes yang bernama Tes Kesamaptaan. Dimana tes ini akan menilai daya tahan dan kebugaran yang baik, seperti lari selama 12 menit, push up dan shit up.
Dan untuk petugas terakhir, ada Ahmad Aldo dari SMAN 2 Tenggarong, yang bertugas sebagai Pembentang. Senada dengan kedua temannya, ia turut merasakan kebahagiaan karena kedekatan dengan sejawatnya di dalam tim.
Ia pun menjelaskan bagaimana rutinitas mereka dimulai sejak dini hari hingga petang. “Kami bangun jam 4 pagi persiapan solat subuh, lari pagi, siangnya lanjut ke lapangan buat latihan PBB. Sampe sore biasanya. Jam 6 balik ke asrama. Terus menerus seperti itu,” ungkap Aldo.
Ia berharap semangat positif yang ia alami dapat menjadi inspirasi bagi generasi mendatang. Selanjutnya, ketiga petugas ini akan kembali bertugas untuk menurunkan bendera merah putih pada 17.00 Wita sore hari. (*)
Penulis: Yasinta Erikania Daniartie
Editor: Fajri Sunaryo