Hati-hati, Hindari “Balas Dendam” Saat Berbuka Puasa

Fajri
By
21 Views
Ilustrasi. (Ist)

Manfaat nonspiritual dari puasa Ramadhan tersebut bisa didapatkan apabila puasa dijalankan dengan benar. Menjaga asupan saat berbuka puasa dan sahur penting dilakukan.

Kaltim.akurasi.id, Bontang – Selain sebagai ibadah, puasa juga menjadi kesempatan bagi tubuh untuk beristirahat secara fisik ataupun mental. Puasa sekaligus memberi waktu agar tubuh bisa melakukan detoksifikasi. Proses detoksifikasi merupakan proses menetralkan dan membersihkan racun di dalam tubuh.

Banyak manfaat yang bisa didapatkan dari proses detoksifikasi tubuh. Hal itu mulai dari mengembalikan fungsi metabolisme alami tubuh, membersihkan darah dan cairan tubuh, mencegah peradangan, mempercepat peremajaan sel, serta meningkatkan fungsi kerja organ tubuh, seperti hati, jantung, lambung, usus, dan ginjal.

Jika detoksifikasi dilakukan secara berkelanjutan, manfaatnya akan semakin besar, mulai dari meningkatkan imunitas tubuh, meningkatkan kebugaran, mencegah timbulnya jerawat, hingga meningkatkan sensitivitas pada pikiran dan perasaan seseorang.

Ahli Gizi Rumah Sakit Amalia Bontang, Septian Rizki Hidayah bilang, puasa merupakan detoksifikasi yang paling mudah, murah, dan efektif. Akan tetapi, manfaat nonspiritual dari puasa Ramadhan tersebut bisa didapatkan apabila puasa dijalankan dengan benar.

”Yang paling sering terjadi dan tidak disadari adalah puasa justru jadi momen untuk makan berlebihan. Keadaan ini diperparah jika kita ikut menganut paham ‘balas dendam’ yang memakan apa saja saat berbuka,” katanya kepada wartawan Akurasi.id, belum lama ini.

Penting Menjaga Asupan saat Berbuka Puasa

Dia bilang, berbuka menjadi bagian dari ibadah puasa yang penting untuk diperhatikan agar manfaat detoksifikasi bisa dicapai dengan optimal. Usahakan untuk berbuka tepat waktu. Berbuka tepat waktu diharapkan bisa menghindari kecenderungan untuk makan secara berlebihan. Berbuka dengan tertib juga penting untuk memulihkan tenaga setelah sekitar 14 jam berpuasa.

Ia pun membagi tips untuk mengembalikan energi setelah puasa seharian. Saat berbuka sangat disarankan untuk mengonsumsi air putih lebih dahulu. Air dengan suhu hangat yang relatif sama dengan suhu tubuh lebih baik untuk membantu proses pencernaan. Hindari minuman yang terlalu panas maupun terlalu dingin. Minuman yang terlalu dingin bisa menimbulkan kram pada perut.

Jika sesekali ingin berbuka dengan minuman manis, seperti kolak ataupun es buah, sebaiknya juga tidak terlalu dingin. Konsumsi kopi dan teh sebagai minuman untuk berbuka sebaiknya dihindari pula karena dikhawatirkan dapat melukai lambung.

Apabila ingin mengonsumsi camilan untuk berbuka, juga sebaiknya tidak berlebihan. Pilih camilan yang tidak banyak mengandung minyak, serta tidak terlalu pedas, terlalu asam, terlalu manis, dan terlalu asin. Rasa berlebihan tersebut bisa berbahaya menimbulkan iritasi pada tenggorokan dan lambung.

Kurma bisa menjadi pilihan yang tepat untuk berbuka puasa. Buah kurma yang sudah masak mengandung gula sederhana yang bisa menjadi sumber energi yang baik bagi tubuh. Disarankan untuk cukup mengonsumsi 2-3 butir kurma saat berbuka.

“Saat berbuka baiknya mendahulukan makan buah segar. Buah tersebut bisa dikonsumsi dalam bentuk buah potong ataupun jus tanpa es,” katanya.

Beri jeda pula sebelum makan berat dengan melaksanakan shalat Maghrib atau beristirahat sejenak. Istirahat ini bertujuan untuk memberikan kesempatan pada sistem pencernaan untuk mulai bekerja secara perlahan-lahan setelah seharian beristirahat saat puasa.

“Untuk makanan berat harus diberi jeda agar tidak menimbulkan begah,” jelasnya.

Menu Sahur juga Harus Dijaga

Sebelum menjalankan puasa Ramadhan, seseorang terlebih dahulu dianjurkan untuk makan sahur pada pukul 03.00 sampai pukul 04.30 pagi atau sebelum waktu imsak. Selain sebagai bentuk amalan dalam beribadah, santap sahur ini penting agar seseorang memiliki energi dan nutrisi yang cukup selama menjalankan puasa sejak matahari terbit hingga terbenam.

Cadangan energi dalam tubuh yang bisa cepat diolah hanya mampu bertahan sekitar 12 jam. Sementara jangka waktu berpuasa bisa sampai 13-14 jam. Dengan asupan makanan yang benar saat sahur, cadangan energi dalam tubuh bisa bertahan hingga sekitar pukul 19.00.

”Sahur penting sekali dilakukan karena waktu yang sangat tepat untuk mengisi energi di tubuh kita sebelum menjalankan puasa yang panjang selama kurang lebih 13 jam. Sebab, saat berpuasa tubuh mengeluarkan zat sisa dan toksik,” ujar Septian Rizki Hidayah.

Kata dia, jumlah makan atau porsi dan komposisi saat sahur harus sesuai dengan kondisi tubuh agar mencegah asam lambung naik saat berpuasa. Ia juga menganjurkan agar tidak memakan makananan yang terlalu pedas, asin, dan bersantan.

“Bagi yang memiliki penyakit magh, hindari makanan yang mengandung gas. Seperti pada sayuran kol atau pada buah-buahan seperti nanas dan nangka. Makanan yang pedas pun tidak disarankan. Ddirekomendasikan juga untuk minum obat lambung terdahulu,” katanya.

Secara umum, ahli gizi ini menyarankan agar menerapkan pola makan sehat selama sahur dengan mengedepankan aspek seimbang, cukup zat gizi makro, dan terpenuhi cairan. Jadi, makanan saat santap sahur harus mengandung karbohidrat kompleks, serat yang tinggi, seperti sayur dan buah, serta protein untuk memberikan energi yang tahan lama.

Beberapa jenis makanan yang mengandung karbohidrat kompleks yang disarankan untuk sahur ialah nasi merah, roti gandum, dan oat. Karbohidrat kompleks ini memerlukan waktu yang lama untuk dicerna sehingga dapat membantu menjaga rasa kenyang saat siang hari.

Ketika sahur, penting agar menjaga asupan cairan untuk menghindari terjadinya dehidrasi dengan memperbanyak konsumsi air putih atau minimal dua gelas. Satu gelas air putih bisa diminum saat bangun tidur atau sebelum makan, dan satu gelas setelah selesai makan.

“Saat sahur kita harus memilih bahan makanan yang padat gizi. Harus ada karbohidrat komplex terus juga ada protein serta serat, vitamin dan mineral jadi harus ada di dalam satu piring,” ujarnya.

Ia pun menganjurkan agar makan sahur dilakukan mendekati waktu imsak. Selain mencegah mual karena makan berat setelah bangun tidur, sahur mendekati waktu imsak juga bisa menyimpan energi lebih lama di dalam tubuh hingga tiba waktu berbuka.

Proses menyiapkan dan makan sahur kerap menjadi tantangan tersendiri mengingat dilakukan sebelum subuh. Tidak jarang, banyak orang mulai malas menyiapkan dan makan sahur memasuki pertengahan Ramadhan. Oleh karena itu, untuk sahur disarankan memilih makanan yang mudah disiapkan, tetapi tetap memperhatikan aspek gizi yang seimbang.

Kiat Berolahraga Saat Berpuasa

Tak hanya menjaga asupan saat sahur dan berbuka, ia juga mengingatkan pentingnya menjaga tubuh dengan berolahraga. Menurut dia, olahraga adalah salah satu tiang utama bagi kesehatan tubuh.

Dia bilang, ada tiga waktu yang di rekomendasikan yaitu saat sebelum sahur, sebelum berbuka atau setelah isya, bisa dilakukan olahraga yang ringan saja selama 60 hingga 90 menit tergantung dari masing masing individu.

“Olahraganya yang ringan saja. Seperti jalan, bisa juga peregangan tubuh atau senam ringan. Yang penting ada aktifitas olahragnya, tidak perlu yang berat,” katanya.

Ia memberi imbauan kepada masyarakat, untuk tetap menerapkan pola hidup sehat dan berfikir mindfull selama bulan puasa. “Menerapkan hidup sehat itu penting. Kita juga perlu memperhatikan asupan makanan yang baik bagi tubuh. Dan tetunya tidak berlebihan. (*)

Penulis: Dwi Kurniawan Nugroho
Editor: Redaksi Akurasi.id

Share This Article
Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *