Eks Tambang Kaltim Jadi Lahan Pertanian dan Wisata, Pj Gubernur: Investor yang Masuk Dapat Dua Pahala

Rachman Wahid
98 Views

Melalui eks tambang Kaltim, Akmal optimistis Benua Etam memiliki potensi besar untuk menjadi lumbung pangan dan tujuan wisata menarik.

Kaltim.akurasi.id, Samarinda – Penambangan ilegal di Kalimantan Timur (Kaltim) menjadi masalah yang kian merajalela. Hal ini diakui oleh Penjabat Gubernur Kaltim, Akmal Malik, yang mengungkapkan kekhawatirannya akan dampak lingkungan dan sosial yang ditimbulkan.

“Sudah menjadi rahasia umum masifnya tambang ilegal di Kaltim. Kami berharap eks tambang itu direklamasi lalu kemudian dikonversi menjadi lahan pertanian,” tegas Akmal, Senin (10/5/2024).

Akmal melihat peluang besar untuk mengubah bekas luka pertambangan menjadi lahan produktif yang bermanfaat bagi masyarakat. Ia membayangkan hamparan sawah hijau dan peternakan yang subur di atas bekas tambang, menghadirkan ketahanan pangan dan lapangan pekerjaan bagi rakyat Kaltim.

“Ada yang lahan pertanian, peternakan, ada yang pariwisata. Untuk pariwisata, di Samboja Light View itu eks tambang yang dikonversi menjadi tempat wisata,” jelas Akmal.

Lebih lanjut, Akmal optimistis Kaltim memiliki potensi besar untuk menjadi lumbung pangan dan tujuan wisata menarik. Keberadaan Ibu Kota Nusantara (IKN) di Kalimantan Timur, menurutnya, membuka peluang besar untuk pengembangan sektor-sektor ini.

“Karena ke depan IKN membutuhkan lokasi wisata yang bagus dan kami berharap eks tambang bisa dikonversi menjadi lokasi ketahanan pangan, bisa untuk membangun food estate, green house,” papar Akmal.

Ia pun mengundang para investor untuk berinvestasi di Kaltim, tidak hanya di sektor pertambangan, tetapi juga di bidang pertanian, peternakan, dan pariwisata.

“Kami berharap para investor yang masuk itu dapat pahala dua, satu membantu lingkungan hidup, kedua membantu agar ketahanan terjaga, membantu menyiapkan infrastruktur untuk mendukung IKN,” ajak Akmal.

Akmal menyadari bahwa investasi di sektor-sektor tersebut membutuhkan infrastruktur yang memadai. Ia pun menyatakan komitmen pemerintah untuk mendukung investor dengan menyediakan infrastruktur yang diperlukan.

Kalau pun nanti dirasa berat, ia menyebut Kaltim masih punya lokasi lahan lain seperti di Muara Kaman yang memiliki lahan seluas 1000 hektare. Lahan ini siap untuk menanam jagung untuk kebutuhan pangan.

Yang paling penting, hilirisasi produk mentah seperti pisang, nanas yang bisa diolah menjadi makanan siap saji itu.

“Saya berharap sekali investor yang masuk ke Kaltim melirik hilirisasi ini, melirik bagaimana cara menyelesaikan tambang ilegal dengan mereklamasi dan mengkonversinya,” pungkas Akmal. (*)

Penulis: Yasinta Erikania Daniartie
Editor: Redaksi Akurasi.id

Share This Article
Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Menu Vertikal
Menu Sederhana
#printfriendly .related-sec { display: none !important; } .related-sec { display: none !important; } .elementor-2760 .elementor-element.elementor-element-0f8b039 { --display: none !important; } .elementor-2760 { display: none !important; }