Soroti Pembangunan RS Korpri, Dewan: Kok Cara Berpikirnya Dangkal Banget

kaltim_akurasi
11 Views
Lahan untuk pembangunan rumah sakit Korpri di Jalan Wahid Hasyim 1. (Devi Nila Sari/Akurasi.id)
Soroti Pembangunan RS Korpri, Dewan: Kok Cara Berpikirnya Dangkal Banget
Lahan untuk pembangunan rumah sakit Korpri di Jalan Wahid Hasyim 1. (Devi Nila Sari/Akurasi.id)

Soroti Pembangunan RS Korpri, Dewan: Kok Cara Berpikirnya Dangkal Banget. Anggota DPRD Samarinda sebut letak geografis rumah sakit tersebut kurang strategis dan dinilai dapat memperparah banjir.

Akurasi.id, Samarinda – Pembangunan Rumah Sakit (RS) Korpri di Jalan Wahid Hasyim 1 mengundang segudang kritik dan tanya masyarakat juga anggota dewan. Lantaran, pembangunan RS Korpri dibangun di samping simpang empat Sempaja yang merupakan kawasan rawan banjir.

Di sisi lain, ada beberapa pertimbangan yang membuat anggota dewan juga mengernyitkan dahi mengenai tata ruang pembangunan gedung yang nantinya akan memiliki 3 lantai itu. Dalam hal ini, anggota Komisi III DPRD Samarinda Anhar menyampaikan pandangan dan kritik terhadap pembangunan rumah sakit tersebut.

Dikatakannya, letak geografis rumah sakit tersebut kurang strategis jika dibangun di samping Stadion Madya Sempaja yang merupakan kawasan resapan air. Lantaran dinilai dapat memperparah banjir di kawasan itu.

“Kalau seperti ini, memperparah penanganan banjir Samarinda di kawasan tersebut, seharusnya bukan bangun rumah sakit tapi dibangun polder. Pemprov perlu diberi kaca mata pembesar. Kok tumpuk di kota semua. Di situ kawasan banjir,” tegas Anhar, pada Kamis (29/9/2021).

Menurutnya, Pemprov tidak dapat seenaknya melakukan pembangunan meskipun itu merupakan lahan pemprov tanpa mempertimbangkan kondisi taat ruang di kawasan tersebut. Bahkan, ia menyampaikan apabila memang akan dilakukan pengelolaan maka akan lebih baik apabila lahan tersebut dihibahkan kepada pemkot untuk pembangunan polder.

“Itu lebih ideal dan lebih bagus. Sebagai pengendalian banjir di kawasan itu, ” ucapnya.

[irp]

Sehingga, ia pun meminta agar pemprov diberikan kaca pembesar. Untuk melihat situasi dan kondisi banjir di Samarinda dan tidak memperparah dengan melakukan pembangunan yang ada.

“Coba kalau berpikir yang visioner sedikit gitu loh. Jadi saya minta Gubernur Kaltim dan pemprov diberikan kaca mata pembesar agar melihat situasi dan kondisi di Samarinda yang sudah parah. Permasalahan banjirnya sudah luar biasa. Jadi harus putar otak untuk pengendalian,” ungkapnya.

Di sisi lain, idealnya pembangunan rumah sakit itu didorong di kawasan yang minim akan rumah sakit, seperti Palaran dan Samarinda Seberang. Keberadaan RS IA Moeis belum mampu mengkover keseluruhan jumlah pasien dari kawasan Palaran dan Samarinda Seberang. Masyarakat masih harus ke daerah perkotaan untuk berobat dan melakukan perawatan. Ia pun mendorong pembangunan rumah sakit di kawasan Palaran lantaran dinilai mampu menampung masyarakat dari dua hingga tiga kecamatan.

“Di samping stadion itu masih ratusan hektare lahannya. Bisa dibangun di situ. Makanya saya tidak habis pikir, kok itu cara berpikirnya dangkal banget pemprov ini,” kritiknya.

[irp]

Untuk itu, ia juga meminta pemprov untuk menghargai kinerja pemkot dalam upaya penanganan banjir di daerah perkotaan. Seolah membuat upaya yang dilakukan pemkot menjadi sia-sia karena pengurangan daerah resapan di kawasan perkotaan.

“Makanya sebelum terlambat, dihentikan saja itu. Memang saat ini pandemi dan ada keperluan rumah sakit, tapi karena pembangunan oleh pemprov artinya seharusnya bisa buat kabupaten/kota lain seperti Kukar, Samarinda sendiri, Palaran, dan kawasan sanga-sanga,” pungkasnya. (*)

Penulis: Devi Nila Sari

Editor: Rachman

Share This Article
Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *