DPRD Samarinda Ingatkan Bahaya Gadget Berlebih pada Anak, Peran Keluarga Jadi Kunci

Devi Nila Sari
5 Views
Anggota Komisi IV DPRD Samarinda, Yakob Pangedongan, saat diwawancarai. (Muhammad Zulkifli/Akurasi.id)

DPRD Samarinda ingatkan orangtua bahaya gadget berlebih pada anak. Serta peran penting keluarga dalam pembentukan karakter anak.

Kaltim.akurasi.id, Samarinda – Perkembangan teknologi digital yang pesat membawa dampak besar pada kehidupan anak-anak. Di balik kemudahan akses informasi, muncul pula ancaman tersembunyi,  kecanduan gadget yang mulai menjangkiti generasi muda sejak usia dini.

Menanggapi hal ini, Anggota Komisi IV DPRD Samarinda, Yakob Pangedongan, menekankan pentingnya pengawasan dari lingkungan keluarga. Sebagai benteng utama perlindungan anak dari dampak negatif dunia digital.

“Pengaruh gadget tidak bisa dianggap remeh. Orang tua harus aktif jadi pengawas utama. Anak-anak sekarang sangat mudah terpapar konten yang tidak sesuai usia, dan itu bisa memengaruhi karakter serta tumbuh kembang mereka,” tuturnya.

Menurut Yakob, membanjirnya konten digital yang tidak tersaring bisa membentuk generasi yang serba instan, kurang empati, dan miskin interaksi sosial. Ia menyarankan, agar keluarga mulai menerapkan aturan sederhana terkait penggunaan gadget di rumah.

“Aturan seperti tidak pakai HP saat makan malam, waktu belajar, atau sebelum tidur bisa jadi langkah awal. Ini bukan membatasi kreativitas, tapi membiasakan anak untuk mengatur waktu dan menghargai momen bersama keluarga,” jelasnya.

Keluarga Punya Peran Utama dalam Pendidikan Karakter Anak

Politikus dari Fraksi Gerindra itu juga menegaskan, bahwa pendidikan karakter tidak bisa hanya dibebankan pada sekolah. Menurutnya, rumah adalah tempat pertama dan utama dalam menanamkan nilai-nilai dasar seperti tanggung jawab, empati, dan sopan santun.

Ia mendorong Pemkot Samarinda melalui dinas pendidikan dan instansi terkait, untuk lebih aktif menggelar program literasi digital bagi orang tua.

“Masih banyak orang tua yang belum paham cara kerja dunia digital. Mereka perlu diedukasi agar bisa mendampingi anak-anaknya secara tepat, bukan sekadar melarang tanpa solusi,” tambahnya.

Yakob mengingatkan, bahwa dampak kecanduan gadget bisa bersifat jangka panjang. Mulai dari gangguan tidur, menurunnya kemampuan komunikasi, hingga risiko munculnya gangguan psikologis seperti kecemasan atau agresivitas.

“Kita tidak ingin punya generasi yang canggih secara teknologi, tapi lemah dalam karakter. Itu bisa jadi bencana sosial di masa depan,” ujarnya.

Ia mengapresiasi komunitas dan sekolah, yang sudah mulai menerapkan pendekatan digital parenting. Namun, ia menekankan pentingnya dukungan pemerintah, baik dalam bentuk regulasi maupun alokasi anggaran, untuk memperluas cakupan edukasi.

“Semua pihak harus bergerak bersama. Keluarga, sekolah, komunitas, dan pemerintah harus bersinergi menciptakan ekosistem digital yang sehat bagi anak-anak,” tutupnya. (Adv/dprdsamarinda/zul)

Penulis: Muhammad Zulkifli
Editor: Devi Nila Sari

Share This Article
Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *