Kalimantan Timur berupaya keras mengurangi ketergantungan pada sektor batubara atau pertambangan dan mengembangkan sektor industri lainnya. Dengan adanya IKN, transformasi ekonomi Kaltim diharapkan semakin cepat.
Kaltim.akurasi.id, Samarinda – Kalimantan Timur, selama empat dekade terakhir, sangat bergantung pada sektor pertambangan, terutama batubara. Ketergantungan yang cukup tinggi ini membuat perekonomian daerah menjadi rentan terhadap fluktuasi harga komoditas.
Menyadari kondisi tersebut, Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur telah berupaya keras untuk melakukan transformasi ekonomi guna mengurangi ketergantungan pada sektor tunggal.
“Selama ini, sekitar 45 persen hingga 55 persen perekonomian Kaltim ditopang oleh sektor pertambangan. Ini tentu tidak sehat karena pertumbuhan ekonomi kita sangat bergantung pada satu komoditas saja,” ungkap Kepala Bappeda Provinsi Kalimantan Timur, Yusliando, di Samarinda, belum lama ini.
Sehingga, diperlukan sebuah upaya transformasi ekonomi di Kaltim. Sebenarnya sudah dimulai sejak tahun 2005. Namun, evaluasi menunjukkan bahwa target untuk mengurangi kontribusi sektor pertambangan menjadi 17% pada tahun 2030 belum tercapai.
“Ada banyak faktor yang mempengaruhi, salah satunya adalah dinamika ekonomi global yang terus berubah,” tambah Yusliando.
Sejalan dengan agenda nasional yang tertuang dalam Undang-Undang Nomor 59 Tahun 2024, Kaltim mendapat target ambisius untuk meningkatkan kontribusi sektor manufaktur terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB).
“Targetnya cukup tinggi, yakni mencapai 44 persen pada tahun 2045. Ini artinya kita harus bekerja ekstra keras untuk mengembangkan sektor industri,” tegas Yusliando.
Kehadiran Ibu Kota Nusantara (IKN) di Kalimantan Timur menjadi momentum yang sangat strategis untuk mendorong transformasi ekonomi. Dengan adanya IKN, diharapkan akan tumbuh berbagai industri baru yang dapat menyerap tenaga kerja dan meningkatkan pendapatan daerah.
“Kaltim sendiri memiliki tujuh klaster industri yang akan menjadi penggerak utama pertumbuhan ekonomi kita,” jelas Yusliando.
Untuk mencapai target transformasi ekonomi yang telah ditetapkan, Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur telah membentuk Forum Konsultasi Daerah untuk Percepatan Transformasi Ekonomi Kalimantan Timur.
Forum ini melibatkan berbagai pihak, mulai dari pelaku usaha, asosiasi pekerja, hingga pemerintah daerah.
“Kolaborasi semua pihak sangat penting untuk mewujudkan transformasi ekonomi yang sukses,” pungkas Yusliando.
Tantangan ke depan tentu masih banyak. Namun, dengan komitmen yang kuat dan dukungan dari semua pihak, Kalimantan Timur optimis dapat mewujudkan ekonomi yang lebih diversifikasi dan berkelanjutan. (Adv/diskominfokaltim/yed)
Penulis: Yasinta Erikania Daniartie
Editor: Redaksi Akurasi.id