Kasus Malaria 2023 Tinggi, Harjito Sebut 80 Persen Bukan dari PPU

Suci Surya
3 Views
Entomolog Kesehatan Dinkes PPU, Harjito Pocco Waluyo. (Muhammad Zulkifli/Akurasi.id)

Berdasarkan data dari Dinkes PPU, kasus malaria 2023 tinggi sebagian besar 80 persen berasal dari Kabupaten Paser. Pekerja perambah hutan dan perkebunan menjadi kelompok yang paling rentan terhadap penyakit tersebut.

Kaltim.akurasi.id, Penajam – Entomolog Kesehatan Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU), Harjito Pocco Waluyo menyebut 80 persen temuan kasus indigenus malaria berasal dari Kabupaten Paser.

Kata dia, hasil temuan tersebut didasarkan pada data tahun 2023 yang menunjukkan bahwa sebagian besar kasus indigenus malaria tidak berasal dari PPU.

“Sebanyak 80 persen dari kasus malaria indigenus sebenarnya berasal dari wilayah Kabupaten Paser, bukan dari PPU,” kata pria yang akrab disapa Pocco itu kepada wartawan Akurasi.id, belum lama ini.

Pocco menjelaskan bahwa para pekerja perambah hutan dan perkebunan menjadi kelompok yang paling rentan terhadap penyakit malaria di wilayah tersebut.

“Mereka yang terkena malaria merupakan para pekerja peramba hutan dan perkebunan,” terangnya.

Kondisi ini terutama berlaku untuk mereka yang tinggal di wilayah perbatasan antara PPU dan Kabupaten Paser. Akses terbatas terhadap layanan kesehatan yang memadai membuat para pekerja tersebut cenderung berobat di fasilitas kesehatan (faskes) yang berada di wilayah PPU. Seperti Puskesmas Sotek atau faskes terdekat lainnya.

“Terutama yang wilayah perbatasan, karena akses berobatnya itu hanya bisa melalui PPU atau Kelurahan Sotek,” ungkapnya.

Dia menjelaskan, wilayah perbatasan sering kali menjadi titik fokus penyebaran penyakit menular seperti malaria. Karena aktivitas perpindahan penduduk dan akses terbatas terhadap layanan kesehatan yang memadai.

Kata dia, meskipun wilayah perbatasan mungkin berada di bawah yurisdiksi berbeda, namun masalah kesehatan seperti malaria tidak mengenal batas administratif.

“Sebenarnya, kerjasama antarwilayah menjadi sangat penting dalam upaya pencegahan dan pengendalian penyakit ini,” pungkasnya. (adv/diskominfoppu/zul/uci)

 

Penulis: Muhammad Zulkifli
Editor: Suci Surya Dewi

Share This Article
Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *