Kepala BKKBN Kaltim Sunarto Mengatakan Cikal Bakal dalam Membangun Bangsa yakni Melalui Pembangunan Keluarga Terlebih Dahulu
Kaltim.akurasi.id, Bontang – Memperingati Hari Keluarga Nasional (Harganas) ke-31, Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Kalimantan Timur (Kaltim) menggelar Fasilitasi Intensifikasi dan Integrasi Pelayanan Program Keluarga Berencana Kesehatan Reproduksi (KB-KR). Bertempat di Makodim 0908/Bontang Jalan Awang Long, Bontang Baru, Kecamatan Bontang Utara.
Pada kesempatan itu, Kepala BKKBN Kaltim Sunarto mengatakan peringatan Harganas merupakan momen penting. Sebab untuk mengingatkan bahwa cikal bakal dalam membangun bangsa yakni melalui pembangunan keluarga terlebih dahulu.
“Jika keluarga kita tidak tentram, penuh kasih dan saling menyayangi, bagaimana kita bisa mendidik keturunan kita,” ungkapnya kepada wartawan Akurasi.id, Selasa (23/7/2024).
Apalagi, kata Sunarto, dengan perkembangan zaman seperti saat ini generasi seperti Gen Z sekarang perilakunya sudah berbeda generasi sebelum-sebelumnya. Maka dari itu, pola pembinaan dan pola asuh juga harus menyesuaikan dengan kondisi saat ini.
“Termasuk juga persoalan stunting, salah satu faktor terbesarnya karena pola asuh yang tidak benar,” kata dia.
Sebab ketika berbicara tentang pola asuh, lanjutnya, tidak lagi melihat dari sisi ekonomi atau pendidikan keluarga. Namun cara asuh keluarga terhadap anak.
Ia juga mengungkapkan, pada momen Harganas ke-31 yang diadakan di Kota Bontang kali ini mengusung tema Keluarga Berkualitas Menuju Indonesia Emas. Sebab, tema tersebut bagian dari dukungan untuk cita-cita Indonesia Emas 2045.
“Maka generasi kita harus generasi emas. Tepat 100 tahun Indonesia kita wujudkan generasi yang unggul dan berdaya saing,” sambungnya.

Selain itu, ia berharap dengan segala upaya yang dilakukan dengan memperbaiki dan mempersiapkan generasi bangsa menyongsong bonus demografi Indonesia emas 2045. Harapannya negara Indonesia bisa menjadi negara maju. Bukan lagi negara berkembang.
“Kita sudah familiar dengan kata bonus demografi, yang sebelumnya sudah mulai pada 2020 dan puncaknya nanti di tahun 2045,” tuturnya.
Ia menjelaskan, berdasarkan data yang ada, Kaltim akan menikmati bonus demografi paling lama, yakni hingga 2050. Berbicara terkait bonus demografi, kata Sunarto, ada istilah population ageing yang merupakan peluang untuk menangkap hal itu. Maka jika pola asuh keluarga tidak baik dan benar, peluang tersebut akan terlewat begitu saja.
“Anak-anak kita yang sekarang umurnya belasan tahun, itulah yang akan memegang kendali nantinya pada suatu wilayah. Baik kabupaten dan kota, bangsa, dan negara,” lanjut Sunarto.
Dia menuturkan, jika mereka yang digadang-gadang bisa mengelola negara dan daerah pada 2045 itu, namun pola didik yang diterapkan sekarang salah, maka impian bangsa ini tidak akan terwujud.
Sementara itu, untuk di Bontang sendiri cakupan program Bangga Kencana sudah cukup baik. Dan yang menjadi tantangan terbesar yakni terkait masalah stunting.
“Faktor stunting itu memang cukup banyak. Bisa jadi karena asap rokok, pola asuh yang keliru, atau akses sanitasi air yang tidak sehat,” ujarnya.
Maka kata Sunarto, inilah yang sama-sama perlu ditangani bersama. Dalan konteks penurunan angka stunting, dimulai dari audit kasus stunting terlebih dahulu.
Saat ini sudah ada rembuk stunting, desiminasi audit kasus stunting yang diwakili oleh para pakar permasalahan stunting. Seperti, spesialis obgyn, spesialis anak, psikolog, dan gizi.
“Maka dari itu harus sama-sama komitmen agar bisa mencapai tujuan terkait penurunan stunting sesuai tujuan kita bersama,” pungkasnya.
Sebagai informasi, Fasilitasi Intensifikasi dan Integrasi Pelayanan Program KB-KR ini dilaksanakan pada tiga kecamatan di Kota Bontang. Termasuk di daerah pesisir dan pulau-pulau sekitar Bontang, seperti Selangan, di Kelurahan Bontang Lestari, Kecamatan Bontang Selatan. (adv/bkkbnkaltim)
Penulis: Nuraini
Editor: Suci Surya Dewi