Kutim dan Berau Miliki Lahan Kakao Terbesar di Kaltim: Diekspor ke Malaysia hingga Amerika Serikat

kaltim_akurasi
9 Views
Perkebunan kakao yang ada di Kecamatan Talisayan, Kabupaten Berau, merupakan yang terbesar di Kaltim. (Istimewa)

Selain terkenal akan keindahan surga laut dan alamnya, Berau juga tercatat mempunyai lahan kakao terbesar di Kaltim. Ini menjadi bagian dari sumber ekonomi masa depan bagi masyarakat bila dikembangkan secara serius.

Kaltim.akurasi.id, Berau – Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) merupakan salah satu penghasil kakao rakyat di Indonesia. Perkebunan kakao ini sendiri tergolong potensial bila dikembangkan Pemerintah Kaltim sebagai salah satu sumber ekonomi masyarakat.

Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kaltim, Puguh Harjanto menjelaskan, meskipun arealnya relatif kecil dibanding dengan Sulawesi Selatan dan Sulawesi Tengah.

“Tetapi bagi petani di beberapa tempat di Kalimantan Timur, komoditi tersebut dijadikan sebagai mata pencaharian yang utama,” ujar Puguh.

Artinya, sebagian dari masyarakat Kaltim menempatkan kakao sebagai bagian dari sumber ekonomi mereka. Tinggal bagaimana pemerintah bersama stakeholder yang lain mendorong agar kakao ini dapat menjadi bisnis dan memiliki pasar.

Beberapa daerah yang tercatat sebagai sentra penanaman kakao di Kalimantan Timur. Antara lain Kabupaten Berau (Kecamatan Talisayan), Kota Samarinda (Sempaja dan Berambai), dan Kabupaten Kutai Timur (Kecamatan Teluk Pandan).

Punya Lahan hingga 30.712 Hektare, Kakao Terbesar di Kaltim Berada di Kutim dan Berau

Di beberapa tempat lainnya juga terdapat areal perkebunan kakao dalam luasan yang relatif kecil. Luas areal pertanaman kakao menurut statistik tahun 2012 sebesar kurang lebih 30.712 hektar dengan produksi biji kakao kering sejumlah 23.562 ton.

Merujuk data Dinas Perkebunan Kaltim, luas lahan kakao di Kutim mencapai 3.440 hekatre. Dengan produk kakao mencapai 1.410 ton. Dari sektor ini, setidaknya ada 1.860 orang masyarakat yang terberdayakan sebagai petani.

Sedangkan untuk di Kabupaten Berau, mempunyai lahan kakao seluas 1.253 hektare dengan produksi kakao mencapai 787 ton. Setidaknya terdapat sebanyak 1.041 masyarakat yang terberdayakan di Berau dari perkebunan kakao tersebut.

“Tanaman tersebut secara keseluruhannya merupakan pertanaman rakyat. Produksi biji kakao kering Kaltim dengan mutu unfermented sebagian besar dipasarkan di Sabah, Malaysia,” bebernya.

Puguh juga menjelaskan, bahwa khususnya yang dihasilkan oleh petani Kaltim bagian utara. Produk petani perkebunan kakao lainnya dipasarkan sebagai perdagangan antar pulau. Misalnya ke Makassar untuk selanjutnya dipasarkan ke pasar Amerika Serikat.

Sebagaimana komoditi pertanian lainnya, harga biji kakao kering selalu mengalami pasang surut yang tergantung kepada harga pasaran dunia. Nilai dolar pada rupiah tinggi, maka harga kakao juga melambung, sehingga pendapatan petani meningkat.

“Dalam upaya mendorong perluasan tanaman kakao di Kalimantan Timur, Dinas Perkebunan selain memberikan bimbingan. Juga bantuan bibit unggul, sarana produksi dan pengendalian organisme pengganggu tanaman (OPT) perkebunan,” pungkasnya. (adv/dpmptspkaltim/ar/drh)

Penulis: Pewarta
Editor: Redaksi Akurasi.id

Share This Article
Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *