Marak Anjal di Lampu Merah, Sani Minta Aparat Cari Bandarnya dan Tindak Tegas

Devi Nila Sari
2 Views
Wakil Ketua Komisi IV DPRD Kota Samarinda Sani Bin Husein ketika diwawancarai. (Dhion/Akurasi.id)

Untuk mengurai permasalahan anjal di Samarinda. Dewan minta aparat cari bandarnya dan tindak tegas sebagai efek jera.

Kaltim.Akurasi.id, Samarinda – Maraknya anak jalanan (anjal) dan tukang lap kaca di sejumlah lampu merah membuat resah masyarakat. Pasalnya, keberadaan mereka di sejumlah ruas jalan dianggap merusak estetika kota.

Mereka sudah ada di pinggir jalan sedari pagi hingga petang. Yang seharusnya sekolah, atau tidur di kala malam. Namun, kerap berkeliaran di pinggir jalan.

Belum lagi jika anak-anak tersebut melakukan tindakan yang membuat iba atau meminta dengan cara setengah memaksa. Tak ayal, meskipun sudah ada aturan yang tidak memperbolehkan warga memberi, sedikit demi sedikit luluh atau terpaksa karena sikap si anjal.

Apalagi menyoal pengelap kaca. Kedatangan mereka secara tiba-tiba menyemprot dan mengelap kaca dengan kain seadanya kerap membuat pengendara roda empat tidak nyaman. Sebab, keadaan tersebut bukannya membersihkan kendaraan, malah merusak kaca atau badan kendaraan.

Sani Nilai Ada Eksploitasi Anak Jalanan

Wakil Ketua Komisi IV DPRD Kota Samarinda Sani Bin Husain mengatakan, persoalan anjal merupakan tanggung jawab bersama, termasuk negara. Menurutnya, anak-anak berada di pinggir jalan bukan karena suka rela.

Namun, merupakan bentuk eksploitasi oleh oknum. Sebab, kemungkinan anak-anak tidak berani berada di pinggir jalan. Selain berpanas-panasan, ancaman keselamatan terus menghantui karena kendaraan yang lalu lalang.

“Saya jengkel aja. Anak-anak masih kecil kan seharusnya sekolah, bukan di pinggir jalan. Jadi, fokusnya jangan sama anak-anaknya, tapi ke siapa yang nyalurkan atau menyuruh. Pasti ada yang nyetok anak itu,” kata dia.

Oleh karena itu, ia minta, agar Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Samarinda lakukan penyusuran secara masif. Untuk mencari tahu oknum yang berada di balik anak-anak tesebut. Serta, menindaknya secara tegas agar eksploitasi anak tidak terulang.

Sani mengaku merasa resah melihat anak-anak tersebut. Pasalnya, ia melihat anak-anak tersebut juga dalam rasa ketakutan. Terlebih, tak jarang mereka berada di lampu merah sampai tengah malam.

“Mereka bukan musuh, tetapi anak bangsa yang harus diberikan kesempatan. Maka dari itu ungkap bandarnya dan berikan hukuman seberat-berasnya sebagai efek jera,” tegasnya.

Kalau polisi enggak mampu, lanjut dia, tentara densus bisa diturunkan untuk mencari bandar di balik anak-anak tersebut.

“Enggak mungkin mereka mau di situ seharian kalau tidak dipaksa atau diancam,” pungkasnya. (Adv/dprdsamarinda)

Penulis: Dhion
Editor: Devi Nila Sari

Share This Article
Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *