PPU Gelar Sosialisasi Transformasi Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial 2025

Devi Nila Sari
665 Views
Sosialisasi Transformasi Perpustakaan Berbasis Inklusi 2025 di PPU. (Dok Humas Setkab PPU)

Melalui Sosialisasi TBIS 2025, Pemkab PPU berharap perpustakaan menjadi agen perubahan yang menginspirasi dan memberdayakan masyarakat.

Kaltim.akurasi.id, Penajam Dinas Perpustakaan dan Arsip Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) menggelar Sosialisasi Transformasi Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial (TPBIS) 2025 di Aula Lantai III Kantor Bupati PPU, Senin (11/8/2025).

Kegiatan ini bertujuan mengoptimalkan peran perpustakaan agar adaptif, inovatif, dan berdaya guna bagi masyarakat melalui literasi, keterampilan, dan kolaborasi lintas sektor.

Sebanyak 144 peserta hadir, terdiri dari lurah, kepala desa, dan pengelola perpustakaan dari 54 kelurahan/desa di empat kecamatan. Hadir pula Sekretaris Daerah (Sekda) PPU, Tohar, Kepala Dinas Perpustakaan dan Arsip PPU, Muhammad Yusuf Basrah, serta pustakawan penyelia dari Dinas Perpustakaan dan Arsip Kota Balikpapan sebagai narasumber.

Sekda PPU Tohar menekankan, pentingnya penataan arsip yang profesional dan tertib sebagai bagian dari transformasi layanan perpustakaan. Menurutnya, arsip yang terkelola baik menjadi referensi kebijakan publik dan cerminan tata kelola pemerintahan yang rapi.

“Tohar mengatakan, transformasi perpustakaan bukan sekadar perubahan fisik, tetapi pergeseran peran dari tempat membaca buku menjadi pusat pengetahuan, literasi digital, dan pengembangan keterampilan masyarakat,” tuturnya.

Ia juga menegaskan makna inklusi sosial dalam TPBIS, yakni memastikan setiap individu dan kelompok memiliki hak yang sama untuk mengakses layanan perpustakaan. Hal ini, kata Tohar, membutuhkan kebijakan terstruktur, peningkatan kapasitas pustakawan, fasilitas memadai, dan akses internet yang mudah.

Tohar mendorong kolaborasi lintas sektor, termasuk pelatihan pemasaran digital bagi pelaku UMKM hingga pembelajaran coding untuk generasi muda.

“Generasi sekarang lebih akrab dengan gawai dibanding buku fisik. Perpustakaan harus menyesuaikan layanan agar tetap relevan,” ujarnya.

Kepala Dinas Perpustakaan dan Arsip PPU, Muhammad Yusuf Basrah, berharap kegiatan ini mendorong pengelola perpustakaan desa dan kelurahan berinovasi, memperluas jejaring, dan memperkuat fungsi perpustakaan sebagai pusat inklusi sosial.

“TPBIS adalah gerakan untuk menjadikan perpustakaan agen perubahan yang menginspirasi dan memberdayakan masyarakat,” tutupnya. (Adv/diskominfopppu/nah)

Penulis: Nelly Agustina
Editor: Devi Nila Sari

Share This Article
Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *