Investasi di bidang pertambangan masih menjadi primadona PMA di Provinsi Kaltim. Menempati posisi pertama dengan presentase mencapai 37,93 persen dari keseluruhan PMA.
Kaltim.akurasi.id, Samarinda – Subsektor pertambangan masih menjadi investasi primadona di Provinsi Kaltim. Hal ini terlihat dari rilis Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kaltim tentang realisasi Penanaman Modal Asing (PMA) triwulan II 2023, belum lama ini.
Subsektor pertambangan raih tambahan investasi paling besar. Jumlahnya mencapai 116,60 juta USD atau Rp1,72 triliun. Nilai tersebut 37,93 persen dari keseluruhan PMA.
Kepala DPMPTSP Kaltim Puguh Harjanto menerangkan, pada dasarnya subsektor pertambangan memang menjadi investasi paling besar. Namun, subsektor lain juga banyak memberikan kontribusi cukup besar untuk investasi di Kaltim.
“Di posisi kedua ada subsektor industri logam dasar, barang logam, bukan mesin dan peralatannya,” ucap Puguh.
Dia mebyebut, subsektor di urutan kedua ini realisasi investasinya mencapai 58,15 juta USD atau Rp 861,17 miliar. Total investasi subsektor industri logam dasar mencakup 18,93 persen dari keseluruhan PMA.
Sementara itu, di posisi ketiga ada subsektor tanaman pangan, perkebunan, dan peternakan dengan realisasi investasi sebesar 36,75 juta USD, setara dengan Rp544,04 miliar. Nilai tersebut mencapai 11,96 persen dari keseluruhan PMA.
“Secara keseluruhan terdapat sekitar 19 subsektor usaha yang berkontribusi terhadap nilai investasi PMA pada triwulan II 2023,” ungkapnya.
Subsektor Tanaman Pangan, Perkebunan, dan Peternakan Serap Tenaga Kerja Paling Banyak
Lebih lanjut, ia menjelaskan, ada beberapa subsektor yang paling banyak menyerap tenaga kerja Indonesia. Diantaranya ada subsektor tanaman pangan, perkebunan, dan peternakan.
“Jumlahnya mencapai 1.387 orang atau setara dengan 39,90 persen dari total jumlah tenaga kerja Indonesia yang terserap melalui tambahan investasi PMA,” terang Puguh.
Kemudian, sektor lain yang juga menyerap tenaga kerja Indonesia ada di subsektor pertambangan. Tenaga kerja Indonesia yang berhasil terserap adalah 1.275 orang.
“1.275 orang juga bisa diartikan mencapai 36,68 persen dari total jumlah tenaga kerja Indonesia yang terserap,” tambah Puguh lagi.
Terakhir, ada subsektor industri mineral non logam yang menyerap tenaga kerja Indonesia sebanyak 174 orang atau mencapai 5,01 persen. Dari total jumlah tenaga kerja Indonesia yang terserap.
Puguh berharap, pihaknya akan terus mempertahankan komitmennya untuk memaksimalkan investasi, spesifiknya untuk PMA.
“Apalagi bertepatan dengan momen di mana Ibu Kota Nusantara (IKN) resmi dipindahkan ke Kaltim. Berbagai peluang dan potensi akan ditangkap oleh DPMPTSP Kaltim,” tutupnya. (adv/dpmptspkaltim/zul)
Penulis: Muhammad Zulkifli
Editor: Devi Nila Sari