UPTD Museum Mulawarman Gelar Pameran Temporer, Perkenalkan Keragaman Budaya Kaltim

Suci Surya
4 Views
Kepala Disdikbud Kaltim Muhammad Kurniawan meresmikan Pameran Temporer. (istimewa)

UPTD Museum Mulawarman menggelar Pameran Temporer yang dibuka sejak 3-6 Juli 2023. Pameran tersebut bertemakan Pakaian Tradisonal Sebagai Bentuk Menifestasi Budaya di Kaltim.

Kaltim.akurasi.id, Samarinda – UPTD Museum Negeri Mulawarman gelar pameran temporer guna mensosialisasikan serta memperkenalkan keragaman budaya kepada masyarakat dan pelajar yang ada di Kaltim. Baik itu tarian tradisional, bahasa, lagu, hingga kepada berbagai jenis pakaian tradisional yang ada di seluruh daerah Benua Etam.

Pameran tersebut bertemakan ‘Pakaian Tradisonal Sebagai Bentuk Menifestasi Budaya di Kaltim’. Tema tersebut dipilih berdasarkan keanekaragaman budaya di Kaltim. Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kaltim Muhammad Kurniawan yang turut hadir dalam kegiatan tersebut mengatakan bahwa sebagai pemuda Kaltim sudah sepatutnya mencintai kebudayaan. Serta kultural yang diwariskan nenek moyang kepada generasi penerusnya.

“Anak-anak juga dikenalkan agar lebih memahami makna hal yang bersifat tradisional supaya akan ada penerusnya. Contohnya tadi tutur Bahasa Palawa hanya satu orang saja yang bisa,” tuturnya kepada Akurasi.id.

Dia menyebut Disdikbud Kaltim akan memfasilitasi hal-hal yang berkaitan dengan pendidikan dan kebudayaan. Agar lebih memahami budaya tradisional yang ada di Kaltim.

“Di Taman Budaya terbuka untuk mereka berlatih, ada kebebasan mereka untuk mengembangkan potensinya. Serta ada sanggar juga di sana yang akan mewadahi mereka mengembangkan kemampuannya,” jelasnya.

Pada kesempatan itu, dirinya juga mengapresiasi penggunaan batik dengan motif khas Kaltim setiap Rabu dan Kamis. Menurutnya hal tersebut sangat baik dalam upaya memperkenalkan budaya Kaltim kepada anak muda dan pelajar.

“Penggunaan batik khas Kaltim pada siswa sekolah sebagai salah satu bentuk pelestarian budaya pada busana. Sehingga bagi sekolah yang belum menerapkan motif atau corak khas Kaltim pada seragam sekolah bisa melakukan perubahan,” imbuhnya.

Pria berkacamata itu pun berharap dengan adanya pameran tersebut siswa dan pemuda dikenalkan dengan budaya. Khususnya budaya pakaian tradisional. Serta dirinya berharap pelajaran muatan lokal (mulok) kembali digaungkan pada kurikulum pendidikan.

“Karena pakaian tradisional itu punya makna masing-masing yang tercantum dipakaian. Menjadi identitas dan ciri khasnya suatu daerah,” pungkasnya. (adv/disdikbudkaltim/zul/uci)

Penulis: Muhammad Zulkifli
Editor: Suci Surya Dewi

Share This Article
Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *