Kader kesehatan mengungkapkan kesulitan mendistribusikan PMT tepat waktu. Lantaran ada keterbatasan dalam transportasi pengantaran PMT.
Kaltim.akurasi.id, Samarinda – Upaya pemerintah dalam pengentasan stunting melalui Pemberian Makanan Tambahan (PMT) belum bisa dilakukan secara maksimal. Hal ini lantaran ada beberapa kendala di lapangan, yang membuat distribusi PMT terganggu.
Pejabat Fungsional Kesehatan Masyarakat, Dinas Kesehatan (Dinkes) Samarinda, Suprianto, mengungkapkan, salah satu masalah utama yang dikeluhkan masyarakat adalah sulitnya penyaluran bantuan ke sasaran karena keterbatasan transportasi bagi kader yang bertugas.
“Dari laporan yang kami terima, keluhan utama masyarakat berkaitan dengan distribusi PMT yang telah kami sediakan. Kami telah menyediakan berbagai bantuan seperti PMT, taburia, dan susu yang telah dianggarkan. Namun, kendala muncul pada tahap penyaluran ke tingkat masyarakat,” tuturnya.
Menurutnya, tidak tersedianya transportasi bagi kader menyebabkan keterlambatan dalam penyampaian makanan. Beberapa kader sudah memasak makanan sesuai prosedur, tetapi mengalami kesulitan dalam mendistribusikannya ke warga yang membutuhkan.
Akibatnya, banyak warga baru menerima makanan di sore hari, yang berpotensi menurunkan kualitas makanan tersebut.
“Kami sangat memahami kekhawatiran masyarakat. Makanan yang tidak dikonsumsi dalam kondisi optimal dapat mengurangi efektivitas program PMT,” kata dia.
Dinkes Masih Cari Solusi Maksimalkan PMT
Hal ini tentunya bertentangan dengan tujuan utama program, yaitu meningkatkan gizi masyarakat, terutama bagi anak-anak dan ibu hamil.
Untuk mengatasi kendala ini, Dinkes Samarinda telah berupaya mencari solusi dengan bernegosiasi dengan pihak terkait. Saat ini, Dinkes memang menyediakan transportasi, tetapi penggunaannya lebih difokuskan untuk kegiatan posyandu dan monitoring pelaksanaan PMT.
Monitoring ini penting agar program berjalan sesuai target, memastikan anak-anak yang menjadi sasaran mendapatkan manfaatnya secara maksimal, serta menghindari penyalahgunaan bantuan.
“Kami terus berupaya mencari solusi terbaik agar distribusi PMT bisa berjalan lancar,” tutupunya. (*)
Penulis: Muhammad Zulkifli
Editor: Devi Nila Sari