Pembangunan posko Damkar Jenebora, PPU, yang dinanti warga batal terealisasi tahun ini akibat efisiensi anggaran. Sementara itu, kantor kelurahan lama dialihfungsikan
Kaltim.akurasi.id, Penajam Paser Utara – Harapan warga Kelurahan Jenebora, Kecamatan Penajam, Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU), untuk memiliki posko pemadam kebakaran (Damkar) tahun ini harus tertunda. Rencana pembangunan posko yang diajukan sejak 2024 batal direalisasikan akibat kebijakan efisiensi anggaran pemerintah.
Lurah Jenebora, Heru Santoso, mengatakan pihaknya berinisiatif memanfaatkan bekas kantor kelurahan sebagai posko sementara. Langkah ini diambil agar penanganan kebakaran di Jenebora dan wilayah sekitarnya bisa lebih cepat.
“Bukan disulap sebenarnya, tapi alih fungsi. Kantor lama itu hibah dari masyarakat. Daripada kosong, kami gunakan untuk posko Damkar. Jadi warga tidak perlu menunggu bantuan dari Sotek atau Maridan yang jaraknya sangat jauh,” ujarnya.
Menurut Heru, posko tersebut akan melayani tiga kelurahan sekaligus, yakni Jenebora, Gersik, dan Pantai Lango. Dua tim Damkar dengan dua unit mobil pemadam rencananya akan ditempatkan di sana.
“Selain itu, relawan kelurahan juga akan dilibatkan sebagai dukungan awal ketika terjadi kebakaran,” tambahnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (DPKP) PPU, Fernando Simanjuntak, menjelaskan bahwa posko Jenebora seharusnya mulai dibangun pada 2025 dengan alokasi anggaran sekitar Rp1,5 miliar. Dana tersebut direncanakan untuk pengadaan dua unit mobil pemadam, terdiri atas satu tangki air dan satu kendaraan operasional.
“Tahun ini tidak bisa direalisasikan karena terjadi efisiensi sesuai Instruksi Presiden Nomor 5 Tahun 2025. Rencana itu akan kembali kami usulkan dalam APBD 2026,” katanya, Senin (25/8/2025).
Fernando menegaskan, keberadaan posko Jenebora sangat penting mengingat wilayah tersebut berjarak sekitar 40 kilometer dari posko Damkar terdekat.
“Tanpa posko di lokasi, penanganan kebakaran seringkali terlambat sehingga api lebih dulu membesar atau bahkan padam sebelum tim tiba,” ucapnya.
Meski pembangunan fisik tertunda, Fernando memastikan kesiapsiagaan tetap dijalankan melalui koordinasi lintas instansi.
“Kondisi cuaca panas dalam beberapa waktu terakhir menjadi peringatan penting. Kita tetap siaga dengan memanfaatkan potensi yang ada,” ujarnya.
Untuk sementara, warga Jenebora hanya bisa mengandalkan fasilitas alih fungsi dari kelurahan. Pemerintah berharap pembangunan posko permanen bisa benar-benar terealisasi pada 2026, sehingga layanan pemadaman di wilayah pesisir PPU lebih optimal. (*)
Penulis: Nelly Agustina
Editor: Redaksi Akurasi.id