Dinkes Kaltim Gelar Survei Kesehatan Indonesia: Bisa Ramal Risiko Penyakit 10 Tahun ke Depan

Devi Nila Sari
33 Views
Kepala Dinas Kesehatan Kaltim Jaya Mualimin ketika diwawancarai. (Yasinta Erikania Daniartie/Akurasi.id)

Dinkes Kaltim minta masyarakat tidak menolak petugas Survei Kesehatan Indonesia. Sebab, survei ini dipercaya bisa ramal risiko penyakit 10 tahun ke depan.

Kaltim.akurasi.id, Samarinda – Saat ini pemerintah tengah melakukan Survei Kesehatan Indonesia (SKI) yang berlangsung sejak Agustus hingga Oktober 2023. Survei ini bertujuan untuk menilai status gizi di Indonesia, khususnya Kalimantan Timur (Kaltim).

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kaltim Jaya Mualimin mengatakan, pada tahun ini SKI menggabungkan berbagai survei untuk mengukur kondisi kesehatan masyarakat secara menyeluruh.

“Salah satu inovasi dalam SKI tahun ini adalah pengambilan sampel biomedis. Yang melibatkan pemeriksaan darah dan sekuens DNA,” tuturnya saat diwawancarai di Jalan Wahid Hasyim I, Selasa (26/9/2023).

Hal ini bertujuan untuk meramalkan risiko penyakit yang mungkin dihadapi masyarakat Indonesia dalam kurun waktu sepuluh tahun ke depan. Dengan konsep skrining, penyakit yang potensial dapat dideteksi lebih awal, memungkinkan pencegahan yang lebih efektif.

Untuk itu, pria yang karib disapa Jaya itu mengatakan, agar masyarakat tidak menolak ketika didatangi oleh petugas survei. Pasalnya, seperti yang sudah dialami di lapangan, beberapa petugas malah dikira sebagai petugas partai.

Sebabnya, ia terus mewanti-wanti kepada setiap petugas untuk menggunakan seragam lengkap, seperti jaket dan tanda pengenal. Untuk menyukseskan survei ini, maka dilakukan evaluasi pada setiap minggunya.

“Karena ini menentukan sekali. Jangan seperti kemarin, survey gizi kita naik jadi bingung semuanya. Mudah-mudahan yang kali ini bisa turun” tuturnya.

Survei ini melibatkan hampir 700 blok sampel, dengan masing-masing blok sampel mencakup beberapa kepala keluarga. Ini berarti bahwa sekitar 70 blok sampel di setiap Kabupaten/Kota terlibat dalam survei ini, dengan total mencapai 700 blok sampel. (*)

Penulis: Yasinta Erikania Daniartie
Editor: Devi Nila Sari

Share This Article
Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *