
Ramai-Ramai Ikuti Antigen Gratis, Warga Perum Bengkuring Ingin Lepas Status Lockdown. Pasalnya, hampir sebagian besar warga yang ada di RT 48, Perum Bengkuring, Sempaja Utara, telah terpapar Covid-19. Akibatnya, RT setempat pun memberlakukan lockdown.
Akurasi.id, Samarinda – Tim kerja anggota DPR RI Irwan melaksanakan tes antigen gratis bagi warga RT 48, Kelurahan Sempaja Timur, Kecamatan Samarinda Utara, pada Sabtu (31/7/2021). Program tes antigen tersebut diikuti 33 warga setempat yang sebelumnya telah terpapar Covid-19. Tak hanya menjalani tes antigen, setelah pulang warga pun dibekali bingkisan.
Koordinator Tim Kerja Anggota DPR RI Irwan, Andi Andis menuturkan, berawal dari keinginan warga RT 48 yang ingin melepas status lockdown di wilayahnya sehingga dilaksanakan program antigen gratis. Lantaran pelepasan status tersebut harus berdasarkan data yang bersumber dari pernyataan negatif dari tes antigen. “Hasil tesnya akan keluar malam ini,” kata Andi.
Ia menjelaskan, masyarakat dapat melepas status tersebut apabila tingkat progres kesembuhan tinggi. Sehingga pihaknya memandang bahwa tes antigen ini dianggap perlu dan penting untuk dilaksanakan. “Karena ada pukulan psikologi khusnya bagi warga RT 48 yang menerapkan status lockdown,” jelasnya.
Kemudian, Andi menilai, program ini dapat menjadi percontohan bagi masyarakat maupun pemerintah agar jelas dan tegas dalam bersikap. Demi menekan laju kasus Covid-19. “Di sini kami menemukan, bahwa data warga yang terpapar dan meninggal sangat tertata. Sehingga hal ini juga yang mendasari kami berani men-support warga,” terangnya. Dalam pelaksanaan tes itu, Andi menyebut, pihaknya bekerjasama dengan klinik setempat di Samarinda.
Sementara itu, Ketua RT 48, Sempaja Timur, Rusniansyah sangat mengapresiasi dilaksanakannya tes antigen ini. Lantaran pihaknya telah menetapkan lockdown pada 24 Juli hingga 1 Agustus dan ingin segera melepas status tersebut. Rusniansyah menjelaskan, dari sekira 900-an warganya, 55 orang terpapar Covid-19. Dari jumlah yang terpapar, 3 diantaranya telah meninggal dunia.
Banyaknya warga yang terpapar karena masih banyak yang berpikiran, bahwa positif Covid-19 merupakan aib. Sehingga tak melapor ke RT setempat dan terlambat mendapat penanganan. “Untuk itu warga sini berinisiatif untuk melaksanakan lockdown. Karena banyak yang terpapar,” ujarnya.
Sedangkan warga yang telah dinyatakan positif Covid-19 memilih untuk melakukan isolasi mandiri (Isoman). Dengan pasokan makanan yang berasal dari iuran warga setempat. Dalam hal ini, Rusniansyah sangat menyayangkan lambatnya respon pemerintah dalam membantu warga yang tengah menjalani Isoman.
Sehingga warga setempat saling bahu membahu memperhatikan sesama serta dibantu dapur umum yang disediakan Irwan Fecho. “Pemerintah sangat lambat, sampai saat ini belum ada uluran tangan. Makanan bagi warga isoman berasal dari sumbangan warga,” terangnya. (*)
Penulis: Devi Nila Sari
Editor: Dirhanuddin