Kasus Bayi Meninggal di RSUD AWS Menyisakan Banyak Pertanyaan, Keluarga Menuding Kelalaian Pihak RS karena Penanganan Lambat
Kaltim.akurasi.id, Samarinda – Kematian seorang bayi berusia enam bulan di RSUD Abdoel Wahab Sjahranie (AWS) Samarinda pada Jumat (28/6/2024) lalu masih menyisakan pertanyaan. Keluarga pasien menuding kelalaian pihak rumah sakit karena penanganan yang lambat dilakukan.
Direktur RSUD AWS, dr. David Hariadi Masjhoer, membantah tudingan tersebut. Ia menjelaskan, bayi yang berasal dari Muara Badak, Kutai Kartanegara, itu datang ke RSUD AWS pada pukul 18.55 WITA dengan keluhan diare dan muntah. Menurutnya, bayi tersebut tergolong obesitas karena memiliki berat badan 9 kilogram, sementara berat badan idealnya hanya 7,5 kilogram.
“Asesmen awal dari dokter di IGD mendiagnosis pasien mengalami dehidrasi sedang. Namun, setelah diperiksa oleh dokter anak, dehidrasinya didiagnosis berat,” ujarnya di Samarinda pada Selasa (2/7/2024) lalu.
Perbedaan diagnosis ini menjadi salah satu pertanyaan keluarga pasien. dr. David menjelaskan bahwa hal ini bisa terjadi karena memang diagnosis memang sukar dilakukan selain dokter spesialis anak.
David juga membantah tudingan pelayanan lambat. Ia menegaskan bahwa bayi tersebut sudah ditangani sejak menit pertama kedatangannya di RSUD AWS. “Pasien datang pada 18.55 WITA, dan 18.57 WITA sudah ditangani di ruangan resusitasi. Upaya pemasangan infus dilakukan, namun gagal karena pasiennya obesitas,” ujarnya.
Ia menambahkan bahwa tim medis juga sudah mencoba memasang oksigen dan berkonsultasi dengan dokter anastesi. “Dokter anastesi yang jaga sedang operasi di lantai tiga dan tidak bisa turun. Coba konsultasi dengan dokter lain juga tidak bisa saat itu,” sambung dr. David.
Sementara ini dia menduga bahwa bayi tersebut meninggal karena dehidrasi berat akibat diare. Kasus ini pun masih diselidiki oleh pihak rumah sakit. Dia bilang, pihaknya akan melakukan audit internal untuk mengetahui penyebab pasti kematian bayi tersebut.
Dikonfirmasi terpisah, Kepala Dinkes Kaltim, dr Jaya Mualimin pun mengaku sudah mengundang semua pihak terlibat. Ia menyebut, akan melakukan perbaikan dalam beberapa hal, salah satunya koordinasi.
“Tidak hanya dari segi pelayanan tetapi kita mulai dari hal-hal kritis misalnya kalau ada pasien meninggal, itu menjadi konsen Dinas Kesehatan, kenapa sih kok bisa begitu sehingga kita kedepannya bisa memperbaiki,” katanya. (*)
Penulis: Yasinta Erikania Daniartie
Editor: Redaksi Akurasi.id