Kasus pencurian helm seakan begitu subur di Kota Samarinda. Layaknya semak belukar. Tampak tumbuh liar seolah tiada terurus. Tak ayal, muncul kecurigaan, bila ada kelompok besar yang bergerak di balik menjamurnya penggondolan pelindung kepala itu.
Kaltim.akurasi.id, Samarinda – Aksi pencurian helm seolah sudah menjadi hal yang begitu lumrah terjadi di Kota Samarinda. Hampir setiap harinya, para pemilik motor harus mengelus dada lantaran helm yang mereka simpan di motor raib digondol maling spesialis pencuri helm.
Kasus pencurian helm yang berulang dan seakan tiada berkesudahan, memantik klakar, jika Samarinda adalah kota “ladangnya” kasus pencurian helm. Hal itu seolah wajar, lantaran hampir semua titik lokasi di Kota Tepian, sangat tidak ramah dengan penyimpanan helm.
Tidak hanya sampai di situ, kasus pencurian helm ini, bukan hanya menyasar helm-helm yang tersimpan di areal parkir umum atau yang berada di pinggir jalan. Melainkan juga menyasar titik-titik strategis seperti tempat parkir di kawasan-kawasan perkantoran.
Asmin, bukan nama sebenarnya, mengaku begitu kesal dan jengkel dengan aksi pencurian helm yang terjadi di Samarinda. Kekesalan pria yang tinggal di daerah Sungai Kunjang itu, bukan tidak dibarengi dengan alasan mendasar.
Kepada wartawan media ini, ia mengaku, hampir setiap tahun ia harus kehilangan helm motor. Di mana, beberapa diantaranya, kasus pencurian helm itu terjadi di lingkungan perkantoran pemerintah. Misalnya, sekitar 4 tahun lalu, saat ia mengunjungi sanak keluarganya yang sedang menjalani perawatan di RSUD AW Sjahranie Samarinda. Asmin harus mengelus dadanya lantaran seusai ia menjenguk keluarganya, ia harus kehilangan helm kakaknya yang baru saja ia pinjam.
[irp]
Yang membuat pria 33 tahun ini cukup keheranan, lantaran ia menyimpan helm motornya di bagian parkir yang ada di bagian halaman dalam RSUD AW Sjahranie. Dua tahun berselang, ia mengaku kembali kehilangan helm saat berada di areal parkir kawasan perkantoran Pemerintah Kota (Pemkot) Samarinda.
Baca Juga
Untuk kehilangan helm kali ini, ia pun dibuat cukup tergeleng-geleng kepalanya. Bagaimana tidak, belum sampai satu menit ia meninggalkan helm yang ada di motornya, tiba-tiba dia mendapatkan teriakan dari seorang penjual di kawasan itu yang memberitahukan kalau helmnya telah digondol maling.
“Mas, helmnya dicuri maling,” demikian Asmin menirukan suara salah seorang pedagang di kawasan perkantoran Pemkot Samarinda yang menyaksikan helm yang baru beberapa bulan dibelinya digondol maling.
“Makanya, saya benar-benar kesal sekali dengan pencurian helm di Samarinda. Sebagai pengendara, hampir-hampir tidak ada kenyamanan dan keamanan sama sekali kalau mau menyimpan helm,” ketusnya.
Kekecewaan memang tampak terlihat di raut wajah Asmin. Ia begitu heran dengan aksi pencurian helm di Samarinda yang seolah-olah dibiarkan begitu saja. Bahkan terkesan dibuat dan dipelihara, sehingga menjadi “ladang” bisnis yang begitu subur di Kota Tepian.
“Iya, kasus pencurian helm di Samarinda ini, kayaknya sudah menjadi bisnis. Makanya, hampir setiap hari kayaknya ada saja yang melaporkan kehilangan helm. Kalau satu helm dijual Rp150 ribu sampai Rp200 ribu, ya itu lumayan. Apalagi kalau dikalikan banyak helm,” imbuhnya.
[irp]
Baca Juga
Anggota Dewan Turut Jadi Korban Pencurian Helm
Ketidakramahan Samarinda bagi para pemilik memang kian meresahkan. Korban dari kasus pencurian helm, bahkan turut menyasar Anggota DPRD Samarinda. Salah satunya, yakni Anggota Komisi III DPRD Samarinda Eko Elyasmoko. Kepada wartawan media ini, ia mengaku, juga menjadi bagian dari korban dari para pelaku pencuri helm.
“Enggak usah orang Balikpapan, saya juga parkir (motor) helm hilang. Artinya keamanan pengguna jalan belum maksimal,” ujarnya belum lama ini.
Belajar dari kejadian yang menimpa dirinya, ia pun secara tegas meminta agar pemerintah dan kepolisian Samarinda mengambil langkah tegas dalam persoalan itu. Kasus pencurian helm yang terjadi selama ini tidak boleh dianggap remeh, karena jika dibiarkan, maka bisa membawa citra buruk bagi Kota Tepian.
“Kasihan warga (dari luar Samarinda) yang sekadar ingin singgah sebentar, tapi tahu-tahu helm mereka harus hilang. Pemerintah harus memberikan jaminan keamanan bagi masyarakat,” tuturnya.
Di lain aspek, ia menambahkan, maraknya kasus pencurian helm di Samarinda bisa dikarenakan adanya komplotan besar yang bermain. Salah satunya, ia mencium aroma dugaan permainan dari sejumlah oknum juru parkir (jukir) yang bekerjasama dengan komplotan penggondol helm. Mengingat para jukir liar begitu enteng lepas tanggung jawab ketika ada pengendara yang kehilangan helm di tempat mereka menarik iuran.
[irp]
Masyarakat Diminta Melapor Jika Kehilangan Helm
Kasus pencurian helm di Samarinda tergolong sudah sangat mengkhawatirkan. Minggu (18/6/2023) lalu misalnya, seorang warga Balikpapan menjadi korban pencurian helm saat memarkirkan kendaraannya di Kawasan Tepian Mahakam, Jalan Gajah Mada, Samarinda.
Perihal hal itu, Kasatreskrim Polresta Samarinda, Kompol Rengga Puspo Saputro mengatakan, kasus kehilangan seperti helm, laporannya kebanyakan langsung ke jajaran polsek yang menangan wilayah hukum terkait. Kendati demikian, ia berjanji, akan menyelidiki kasus tersebut bila memang dinilai meresahkan masyarakat.
“Untuk laporan kehilangan helm, kami harus periksa dulu di setiap polsek yang ada di Samarinda. Kalau di polres kita belum terima laporan,” ungkapnya saat diwawancarai wartawan Akurasi.id melalui sambungan seluler, Sabtu (24/7/2023).
Meski begitu, pihaknya terus berupaya mengantisipasi kasus kehilangan helm di Samarinda. Salah satunya yakni dengan melakukan patroli secara berkala pada tempat-tempat yang dianggap rawan. “Untuk patroli biasanya sudah dilakukan oleh masing-masing rayon,” tuturnya.
Ia pun mengimbau kepada masyarakat yang merasa kehilangan helm agar segera melapor ke polsek terdekat. “Kalau ada masyarakat yang kehilangan helm, silakan segera melapor. Itu akan jadi acuan kami,” tutup Kompol Rengga. (*)
Penulis: Bintang Sabaruddin Syukur, Yasinta Erikania Daniartie
Dilengkapi: Dirhanuddin
Editor: Redaksi Akurasi.id