Permasalahan jaringan internet menjadi salah satu tantangan ANBK di Kaltim. Mengingat, tidak semua kawasan Kaltim memiliki jaringan internet stabil.
Kaltim.akurasi.id, Samarinda – Saat ini sudak tidak ada lagi istilah ujian nasional. Kini penentu kelulusan sekolah diketahui berdasarkan Asesmen Nasional Berbasis Komputer (ANBK).
Program evaluasi yang diselenggarakan oleh Kemdikbud ini ditujukan untuk meningkatkan mutu pendidikan. Dengan memotret input, proses, dan output pembelajaran di seluruh satuan pendidikan.
Transformasi pendidikan inilah yang menjadi perhatian Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kaltim, Muhammad Kurniawan. Sebab, banyak siswa yang belum terbiasa menggunakan komputer, dan baru saja diajarkan oleh gurunya.
Kendala ANBK di Kaltim lainnya mengenai perangkat dan server, karena tidak setiap sekolah memiliki perangkat dan jaringan yang memadai. Khususnya, pada sekolah di wilayah terluar, terjauh, terdalam (3T).
Ke depannya, pemerintah perlu mengoptimalkan fasilitas teknologi, infromasi dan komunikasi (TIK) guna mendukung pelaksanaan ANBK. Pelaksanannya dapat berlangsung secara semi online dan online penuh.
Disdikbud Kaltim Bakal Jalin Koordinasi Berkenaan Pemenuhan Jaringan Internet
Di mana ANBK onlie penuh mengharuskan komputer client dan komputer proctor memiliki koneksi internet yang stabil. Sementara, ANBK semi online komputer client tidak memiliki akses internet secara langsung, tapi melalui komputer proctor yang telah terhubung internet.
Sehingga, membutuhkan dukungan jaringan internet dan perangkat yang memadai. Perihal inilah yang menjadi perhitungan Kurniawan, agar ke depannya realisasi ANBK bisa berjalan dengan baik.
“Nanti akan kami coba di beberapa daerah yang masih kesulitan jaringan, dengan berkoordinasi dengan Diskominfo (Dinas Komunikasi dan Informatika). Mudah-mudahan mereka bisa membantu untuk pemenuhan jaringan internet,” ujarnya.
Sebagai informasi, ada tiga instrument yang menjadi penilaian ANBK. Pertama, asesmen kompetensi minimum (AKM), kedua adanya survei karakter, dan ketiga survei lingkungan. Sehingga, ANBK tidaklah sama seperti ujian nasional, baik dari segi fungsi maupun substansi.
ANBK juga bukan sistem evaluasi bagi siswa perindividu. Karena evaluasi kompetensi peserta didik merupakan tanggung jawab guru dan sekolah.
Atas hal ini, Kurniawan memastikan ke depannya akan ada pendekatan lebih rutin terhadap daerah-daerah yang minim jangkauan internet. Termasuk mengevaluasi kegiatan ANBK yang sudah berjalan di beberapa kota.
“Kalau di sini tidak akan ada masalah, seperti Samarinda, Balikpapan. Walaupun ada kendala di jaringan tapi sudah bisa kita atasin. Mereka bisa lanjutkan di tahap kedua,” pungkasnya. (adv/disdikbudkaltim/gzy)
Penulis/Editor: Devi Nila Sari