Produksi Sampah Harian di PPU Capai 100 Ton, DLH Terus Maksimalkan Pengangkutan

Devi Nila Sari
96 Views

DLH PPU terus maksimalkan pengangkutan sampah harian. Meski produksi sampah harian terus alami peningkatan.

Kaltim.akurasi.id, Penajam – Produksi sampah harian di Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) diperkirakan mencapai 100 ton per hari. Jumlah ini disinyalir meningkat dari produksi sampah harian tahun sebelumnya, yakni 50 ton di 2023.

Menurut Kepala Bidang Pengolahan Sampah dan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) Dinas Lingkungan Hidup (DLH) PPU, Kamaruddin, produksi sampah harian meningkat lantaran peningkatan jumlah penduduk.

Ia mengungkapkan, produksi sampah masyarakat diperkirakan mencapai 0,5 kilogram per orang setiap harinya. Dengan jumlah penduduk yang ada saat ini, total produksi sampah harian diperkirakan sekitar 100 ton.

“Namun, dari jumlah itu, yang bisa kami angkut ke TPA (tempat pemrosesan khir) baru sekitar 50 hingga 60 ton per hari,” tuturnya.

Ia menjelaskan, sisa sampah yang tidak terangkut biasanya dikelola langsung oleh masyarakat. “Sebagian besar ditimbun di pekarangan atau dimanfaatkan menjadi kompos. Ini cukup membantu mengurangi beban sampah yang harus dibawa ke TPA,” tambahnya.

Keterbatasan SDM dan Armada Jadi Tantangan Pengelolaan Sampah Harian

DLH PPU terus berupaya memaksimalkan pengangkutan sampah dengan memanfaatkan seluruh sarana prasarana yang tersedia, termasuk armada truk pengangkut sampah. Kamaruddin mengakui, keterbatasan jumlah armada dan tenaga kerja menjadi tantangan dalam pengelolaan sampah di wilayah tersebut.

“Kami berupaya semaksimal mungkin dengan armada yang ada. Memang, idealnya diperlukan tambahan kendaraan dan sumber daya manusia agar pengangkutan bisa lebih optimal,” ungkapnya.

Selain itu, DLH PPU juga mendorong upaya pengurangan sampah dari sumbernya. Program-program edukasi seperti Adiwiyata di sekolah-sekolah terus diperkuat, guna membangun kesadaran sejak dini mengenai pentingnya menjaga lingkungan dan mengelola sampah dengan baik.

“Melalui program Adiwiyata, kami ajarkan kepada siswa tentang pemilahan sampah, pengomposan, hingga pentingnya mengurangi sampah plastik,” uacapnya.

Bank sampah juga telah dibentuk di sejumlah wilayah untuk mendukung pengelolaan sampah berbasis masyarakat. Warga dapat menabung sampah anorganik seperti plastik dan kertas untuk kemudian ditukar dengan nilai ekonomi.

“Kami berharap dengan pendekatan edukasi dan partisipasi masyarakat ini, volume sampah yang harus diangkut ke TPA bisa terus berkurang,” pungkasnya. (Adv/diskominfoppu/zul)

Penulis: Muhammad Zulkifli
Editor: Devi Nila Sari

Share This Article
Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Menu Vertikal
Menu Sederhana
#printfriendly .related-sec { display: none !important; } .related-sec { display: none !important; } .elementor-2760 .elementor-element.elementor-element-0f8b039 { --display: none !important; } .elementor-2760 { display: none !important; }