Harga Emas Makin Panas, Tembus Rp1.755 Juta Per Gram

Devi Nila Sari
3 Min Read
Harga emas terus naik. (Istimewa)

Harga emas di Samarinda kembali menunjukkan tren kenaikan. Untuk logam mulia, tembus di harga Rp1.755 per gram.

Kaltim.akurasi.id, Samarinda – Selain dijadikan sebagai perhiasan, emas kerap pula dibeli sebagai bahan investasi. Sehingga tidak heran, jika harganya terus mengalami kenaikan setiap tahunnya.

Berdasarkan pantauan Akurasi.id di sejumlah toko emas di Samarinda, Kamis (14/2/2024), harga emas perhiasan memang kembali mengalami kenaikan dibandingkan beberapa pekan lalu.

Jika beberapa pekan lalu harga emas 700/22 sudah naik di angka Rp1,1 juta per gramnya, kini emas 700/22 dijual dengan harga Rp1.170 sampai Rp1.260 juta per gramnya. Untuk emas kadar 833/23 juga mengalami kenaikan harga di kisaran Rp1.250 juta sampai Rp1.300 juta per gramnya, dari sebelumnya di kisaran Rp1 jutaan.

Sementara untuk jenis logam mulia jenis antam, harganya berada di angka Rp920 ribu untuk per 0,5 gram nya, 1 gram senilai Rp1.755 juta, 2 gram senilai Rp3.440 juta, 3 gram senilai Rp5.110 juta, dan 10 gram senilai Rp16.770 juta. Sebagai catatan, harga logam mulia fluktuasi setiap hari tergantung harga emas di hari itu.

Dibandingkan dengan Januari 2024 lalu, diketahui jika emas antam mengalami kenaikan cukup signifikan.  Yaitu untuk 0,5 gram senilai Rp622.500, 1 gram senilai Rp 1.144.000, 2 gram senilai Rp 2.238.000, 3 gram senilai Rp 3.339.000, 5 gram senilai Rp 5.535.000, dan 10 gram senilai Rp 10.980.000

Kenaikan emas ini dipengaruhi oleh beberapa faktor. Diantaranya ketidakpastian kondisi global, penawaran dan permintaan emas, kebijakan moneter, inflasi, dan nilai tukar dolar Amerika Serikat.

Tips Membeli Emas

Ada beberapa waktu terbaik untuk membeli emas yaitu saat terjadi kenaikan suku bunga. Yaitu ketika bank sentral, seperti Federal Reserve di AS, menaikkan suku bunga, harga emas cenderung turun.

Hal ini karena suku bunga yang lebih tinggi meningkatkan daya tarik investasi lainnya (seperti obligasi atau saham), yang dapat mengurangi minat terhadap emas sebagai aset yang dianggap lebih aman.

Kemudian saat kondisi ekonomi stabil. Pasalnya, investor cenderung beralih ke investasi yang lebih berisiko dan potensi imbal hasil yang lebih tinggi, seperti saham atau obligasi. Ini dapat mengurangi permintaan terhadap emas dan menurunkan harganya.

Waktu selanjutnya adalah saat terjadi penguatan Mata uang dolar AS. Hal ini karena emas menjadi lebih mahal bagi pembeli yang menggunakan mata uang selain dolar.

Terakhir, saat terjadi inflasi. Lantaran emas sering dianggap sebagai lindung nilai terhadap inflasi. Jika inflasi menurun atau stabil, minat terhadap emas sebagai pelindung nilai berkurang, sehingga dapat menyebabkan harga emas turun. (*)

Penulis: Yasinta Erikania Daniartie
Editor: Devi Nila Sari

Share This Article
Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *