Perekonomian PPU mencatatkan deflasi, di tengah tren nasional yang mengumumkan inflasi. Oleh karena itu, operasi pasar harus dilakukan dengan selektif.
Kaltim.akurasi.id, Penajam – Kepala Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian dan Perdagangan (Diskukmperindag) Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU), Margono Hadi Sutanto mengungkapkan, kondisi yang tak biasa dalam perkembangan ekonomi daerah. PPU justru mengalami deflasi sebesar 0,75 persen, di tengah tren nasional yang umumnya mencatatkan inflasi.
Menurutnya, situasi ini menjadi hal yang cukup membingungkan sekaligus mengejutkan, mengingat pada periode-periode sebelumnya, angka inflasi cenderung meningkat. Namun kali ini, harga sejumlah komoditas justru turun. Hal ini berdampak langsung pada aktivitas perdagangan di pasar yang semakin sepi.
“Ini kayaknya anomali. Dari saya juga bingung, bukan bingung sih ya, saya juga baru mengalami ini. Karena biasanya memang tingkat inflasi naik, tapi justru PPU ini deflasi, turun gitu,” ujarnya.
Kondisi ini juga mempengaruhi kebijakan Diskukmperindag dalam melakukan operasi pasar. Margono menegaskan, pihaknya kini lebih selektif dalam menentukan komoditas yang perlu diintervensi.
“Jadi, kami dalam melakukan operasi pasar itu hanya untuk komoditi-komoditi yang inflasi saja. Untuk komoditi-komoditi yang tidak mendorong inflasi, tidak kita lakukan operasi pasar. Takutnya pasar makin sepi,” jelasnya.
Margono menyebut, angka deflasi yang tercatat sebesar 0,75 persen termasuk rendah dan menunjukkan bahwa harga-harga di pasaran relatif stabil. Meski begitu, ia menyoroti kestabilan harga tersebut juga menjadi cerminan dari lemahnya daya beli masyarakat.
“Jadi pasar kita memang agak sepi. Teman-teman bisa lihat dari grafik deflasi kita sekarang 0,75, itu rendah banget. Ya, jadi artinya harga normal, tidak ada kecenderungan naik, tapi ya itu berkaitan dengan penyesuaian pasar terhadap kemampuan belanja masyarakat,” ujarnya. (Adv/diskominfoppu/zul)
Penulis: Muhammad Zulkifli
Editor: Devi Nila Sari