Aksi Balap Liar Remaja Meneror Warga Samarinda, Polresta Lakukan Pendekatan Humanis

Fajri
By
4 Views
Ilustrasi. (Ist)

Simpang Lembuswana dan beberapa ruas jalan yang ada di Kecamatan Samarinda Ulu, acap kali digunakan sebagai arena balap liar oleh kebanyakan anak dibawah umur. Aksi balap liar itu membuat masyarakat Kota Samarinda resah.

Kaltim.akurasi.id, Samarinda – Masyarakat Kota Tepian kerap diresahkan dengan aksi balap liar (bali). Aksi tersebut biasanya dilakukan di Simpang Lembuswana dan beberapa ruas jalan yang ada di Kecamatan Samarinda Ulu sekitar pukul 00.00 hingga 04.00 Wita.

Aksi ini diresahkan karena dikhawatirkan menyebabkan kecelakaan yang menimbulkan korban jiwa. Pasalnya, pelaku bali ini kebanyakan anak di bawah umur yang belum memiliki Surat Izin Mengemudi (SIM).

Menanggapi hal itu, Kasat Lantas Polresta Samarinda, Kompol Creato Sonitehe Gulo mengatakan, pihaknya terus melakukan patroli.

“Kami sudah upayakan untuk melakukan patroli pada beberapa waktu yang sudah kami tentukan. Tapi yang pasti kami selalu patroli setiap hari,” terangnya saat dikonfirmasi melalui seluler pada Selasa (16/1/2023).

Namun upaya ini tidak dapat berhasil jika tidak ada kesadaran dari para pelaku. Apalagi pelaku merupakan anak-anak, mereka harus mengetahui jika balap liar sangat beresiko karena bisa mencelakakan orang lain. Termasuk peran orang tua. Ia meminta agar orang tua maupun wali terus melakukan pengawasan lebih ketat lagi.

Pria yang karib disapa Gulo itu juga mengatakan, pihaknya terus berkomitmen mengentaskan bali di Samarinda. Bahkan ada tindak tegas yang dilakukan sebagai efek jera bagai pelaku. Misalnya, pihaknya akan menahan pelaku aksi ini, dan melepaskannya satu bulan kemudian.

“Jika ingin lepas pun, harus membawa BPKB, STNK dan itu harus didatangi oleh wali atau orang tua. Karena kan banyak anak-anak,” tambahnya.

Ketika disinggung soal berapa banyak korban jiwa akibat bali pada 2023. Ia menyebut tidak ada. Namun pada beberapa tahun sebelumnya sempat terjadi kecelakaan di Samarinda Seberang. Ketika itu pelaku bali tersebut terjatuh dan menghembuskan nafas terakhirnya.

Sementara itu, sepanjang 2023 pihaknya sudah mengamankan 80 hingga 100 unit motor yang diakumulasikan dalam beberapa kali penangkapan.

Menurut Gulo, ada beberapa alasan mengapa anak-anak ini kerap mengikuti kegiatan tersebut. Yaitu mulai dari ajang pembuktian diri, gengsi, hingga sekedar rasa ingin punya ‘tongkrongan’.

Untuk itu, ia pun mengimbau bagi pemuda yang masih mencari jati diri agar tidak mudah terpengaruh dengan hal yang negatif. Hal ini dapat dialihkan dengan mencari prestasi yang positif. Misalnya di bidang olahraga selain balapan liar.

“Carilah ajang pembuktian diri di hal yang positif. Jauhi balapan liar tidak perlu balapan, tidak menguntungkan,” pungkas Gulo. (*)

Penulis: Yasinta Erikania Daniartie
Editor: Redaksi Akurasi.id

Share This Article
Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *