Dispar Kaltim Genjot Desa Wisata 2026, Samarinda dan Bontang Jadi Pilot Project

Dinas Pariwisata Kalimantan Timur menyiapkan strategi besar membangun desa wisata berkelanjutan mulai 2026. Dua kota, Samarinda dan Bontang, ditetapkan sebagai percontohan utama karena dinilai paling siap menggerakkan ekonomi kreatif berbasis masyarakat.
Fajri
By
2.7k Views

Kaltim.akurasi.id, Samarinda – Dinas Pariwisata (Dispar) Kalimantan Timur Foto: Kepala Dispar Kaltim, Ririn Sari Dewi. (Istimewa)(Kaltim) terus mendorong pengembangan desa wisata sebagai langkah strategis membangun sektor pariwisata berkelanjutan berbasis masyarakat.

Kepala Dispar Kaltim, Ririn Sari Dewi, mengatakan sejumlah daerah di Kaltim memiliki potensi besar untuk dikembangkan. Salah satunya adalah Kota Bontang, yang dinilai sudah memiliki fondasi kuat di sektor wisata.

“Bontang karena potensi wisatanya sudah terbentuk dan tinggal diperkuat melalui pendampingan, promosi, serta kolaborasi dengan dunia usaha,” ujarnya, belum lama ini.

Program pengembangan desa wisata ini akan mulai bergulir pada 2026. Ririn menyebut, setiap tahun sedikitnya lima desa akan dibina menjadi desa wisata unggulan. Langkah ini menjadi bagian dari upaya pemerataan ekonomi daerah sekaligus memperkuat sektor ekonomi kreatif (Ekraf).

Berdasarkan Surat Dispar Kaltim Nomor 500.13.2.4/562/DISPAR-IV/2025 tertanggal 14 Oktober 2025, tercatat sepuluh desa dan kampung wisata yang masuk tahap awal pengembangan, yakni:

  1. Kota Samarinda – Kampung Tenun
  2. Kota Balikpapan – Kampung Wisata Kang Bejo
  3. Kota Bontang – Desa Wisata Bontang Baru Bersinar
  4. Kabupaten Paser – Desa Wisata Klempang Sari
  5. Kabupaten Penajam Paser Utara – Kampung Wisata Nipah-Nipah
  6. Kabupaten Kutai Kartanegara – Desa Wisata Kersik
  7. Kabupaten Kutai Timur – Desa Wisata Kaliorang
  8. Kabupaten Kutai Barat – Kampung Wisata Linggang Melapeh
  9. Kabupaten Mahakam Ulu – Kampung Wisata Batu Majang
  10. Kabupaten Berau – Desa Wisata Tanjung Batu

Dari sepuluh lokasi tersebut, Samarinda dan Bontang ditetapkan sebagai prioritas utama pada tahun pertama pelaksanaan. Menurut Ririn, kedua daerah itu memiliki potensi wisata yang sudah berkembang dan hanya perlu diperkuat lewat promosi serta pendampingan berkelanjutan.

“Desa wisata tidak hanya tentang keindahan alam atau budaya, tapi juga tentang ekonomi masyarakat. Ketika desa tumbuh menjadi destinasi wisata, sektor UMKM ikut berkembang,” terangnya.

Ririn menegaskan, pihaknya akan memperkuat sinergi dengan Dispar kabupaten/kota agar program ini berjalan efektif dan berkelanjutan.

“Kami tidak bisa bekerja sendiri. Kolaborasi lintas pemerintah daerah menjadi kunci agar pengembangan desa wisata benar-benar memberi manfaat bagi masyarakat,” jelasnya. (*)

Penulis: Muhammad Zulkifli
Editor: Redaksi Akurasi.id

Share This Article
Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Menu Vertikal
Menu Sederhana
#printfriendly .related-sec { display: none !important; } .related-sec { display: none !important; } .elementor-2760 .elementor-element.elementor-element-0f8b039 { --display: none !important; } .elementor-2760 { display: none !important; }