Sekolah Rakyat Butuh Rumah Tetap, Bukit Biru Dipertimbangkan Jadi Lokasi Pilihan

Setelah lama direncanakan, Sekolah Rakyat di Kaltim segera punya tempat permanen. Bukit Biru di Kutai Kartanegara kini menjadi salah satu kandidat utama yang sedang dikaji Dinsos Kaltim.
Fajri
By
2.2k Views

Kaltim.akurasi.id, Samarinda – Dinas Sosial (Dinsos) Kalimantan Timur masih meninjau lokasi yang akan dijadikan lahan permanen untuk pembangunan Sekolah Rakyat. Salah satu lokasi yang diusulkan ke Kementerian Sosial RI adalah kawasan Bukit Biru, Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar).

Kepala Dinsos Kaltim, Andi Muhammad Ishak, mengatakan pihaknya masih mengkaji kesiapan dan kelayakan lahan tersebut sebelum diajukan secara resmi ke pemerintah pusat.

“Lahan yang sudah kami usulkan ke Kementerian Sosial itu berada di wilayah Bukit Biru, Kutai Kartanegara,” ujarnya.

Sebelumnya, Wakil Gubernur Kaltim Seno Aji sempat menyebut lokasi Sekolah Rakyat berada di Samboja. Namun, Andi meluruskan bahwa yang dimaksud sebenarnya adalah kawasan Muara Jawa.

“Ada rencana hibah lahan dari masyarakat di sana. Karena itu, kami juga sedang mempertimbangkan opsi tersebut,” jelasnya.

Ia menambahkan, tim Dinsos bersama pihak terkait akan melakukan peninjauan lapangan dalam waktu dekat untuk menentukan lokasi yang paling siap digunakan, baik di Bukit Biru maupun Muara Jawa.

“Kalau kondisi lahan di Muara Jawa lebih siap, tentu itu bisa jadi prioritas,” katanya.

Selain dua wilayah tersebut, beberapa daerah lain juga mengajukan usulan lahan untuk pembangunan Sekolah Rakyat, seperti Kota Samarinda, Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU), Berau, dan Kota Bontang.

“Untuk daerah lain, kami masih menunggu kesiapan dan kelengkapan usulan mereka,” tambah Andi.

Sesuai arahan Kementerian Sosial, lahan yang disiapkan minimal seluas 7 hingga 8 hektare dan harus dalam kondisi siap bangun. Tantangan muncul karena kontur wilayah Kaltim yang cenderung berbukit dan tidak rata.

“Mencari lahan seluas itu dengan kemiringan di bawah 10 derajat cukup sulit, apalagi di wilayah perkotaan,” ungkapnya.

Selain persoalan lahan, Dinsos juga menghadapi tantangan dalam proses perekrutan siswa, terutama untuk jenjang SD. Konsep Sekolah Rakyat menuntut siswa tinggal di asrama dan berpisah dari orang tua.

“Butuh pendekatan khusus agar anak dan orang tua siap secara mental,” jelas Andi. (*)

Penulis: Muhammad Zulkifli
Editor: Redaksi Akurasi.id

Share This Article
Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Menu Vertikal
Menu Sederhana
#printfriendly .related-sec { display: none !important; } .related-sec { display: none !important; } .elementor-2760 .elementor-element.elementor-element-0f8b039 { --display: none !important; } .elementor-2760 { display: none !important; }